Sejumlah Negara Janji Siapkan Berbagai Sanksi untuk Rusia, Ini Penyebabnya

4 April 2022, 21:53 WIB
Bendera Jerman /Husni habib /Pixabay

 

ARAHKATA - Jerman mengatakan barat setuju untuk menjatuhkan sanksi lebih berat pada Rusia setelah Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang di Bucha.

Kejahatan perang Rusia di Bucha menyebabkan peningkatan tekanan ekonomi yang cukup besar pada Rusia atas agresinya di Ukraina.

Hingga kini, perekonomian Rusia sedang menghadapi krisis terparah sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991.

Baca Juga: Masuk Ramadhan, Warga Palestina dan Polisi Israel Bertempur di Yerusalem

Krisis tersebut terjadi setelah Amerika Serikat (AS) dan sekutunya menjatuhkan sanksi setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu.

Namun, Rusia membantah pasukannya bertanggung jawab atas kematian warga sipil di kota Bucha.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menuduh Rusia melakukan genosida. Oleh karena itu Barat memperingatkan lebih banyak sanksi untuk Rusia.

Baca Juga: ISS Bisa Jatuh ke Bumi! Rusia Ancam Putuskan Kerja Sama

"Putin dan para pendukungnya akan merasakan konsekuensi dari tindakan mereka," kata Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam sebuah pernyataan kepada wartawan dalam Reuters dikutip ARAHKATA, Senin 4 April 2022.

Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan Uni Eropa (UE) harus bernegosiasi untuk mengakhiri impor gas Rusia.

Jerman, sebagai ekonomi terbesar Eropa, sejauh ini menolak seruan untuk memberlakukan pembatasan impor energi dari Rusia.

Baca Juga: Protes Hukuman Mati di Singapura, Pengunjuk Rasa Turun Ke Jalan

Penolakan tersebut mempertimbangan kondisi ekonomi dan negara-negara Eropa lainnya terlalu bergantung pada negara tersebut.

Rusia memasok 40 persen kebutuhan gas untuk Eropa.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio mengatakan peristiwa di Bucha memicu kemarahan yang akan berujung pada sanksi baru seperti masalah impor hidrokarbon dari Rusia.

Baca Juga: Gawat! China Temukan Subtipe Baru Varian COVID-19 dari Omicron

AS mengatakan mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan perang apa pun harus dimintai pertanggungjawaban.

Inggris mengatakan pihaknya meningkatkan sanksinya, sementara Prancis mengutuk 'penyalahgunaan besar-besaran' oleh pasukan Rusia di Ukraina.

Kremlin mengatakan sanksi barat disamakan dengan deklarasi perang ekonomi. Kondisi tersebut memaksa Moskow untuk melihat ke timur melawan mitranya seperti China dan India.

Baca Juga: Blokir Media Sosial Sri Lanka dan Berlakukan Jam Malam, Penyebabnya Bikin Ngeri!

Sebagian besar layanan terputus dari ekonomi barat, Rusia menghadapi gejolak ekonomi terparah dalam beberapa dekade, sementara itu harga-harga semakin meningkat.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler