Nokia Berhenti Berbisnis di Rusia, Simak Dampak dan Penyebabnya!

12 April 2022, 23:10 WIB
Ilustrasi Nokia //Pixabay

ARAHKATA - Produsen peralatan telekomunikasi Nokia menarik diri dari pasar Rusia, CEO-nya mengatakan kepada Reuters, melangkah lebih jauh dari saingannya Ericsson yang mengatakan pada hari Senin, 11April 2022 bahwa pihaknya menangguhkan bisnisnya di negara Beruang Putih tanpa batas waktu.

Ratusan perusahaan asing memutuskan hubungan bisnisnya dengan Rusia setelah invasi ke Ukraina, 24 Februari lalu dan setelah sanksi Barat terhadap Moskow.

Sementara beberapa sektor, termasuk telekomunikasi, telah dibebaskan dari beberapa sanksi atas dasar kemanusiaan.

Baca Juga: Diduga Gunakan Senjata Kimia, Rusia Mendapatkan Ancaman Serius dari Barat

Namun, Nokia mengatakan telah memutuskan bahwa keluar dari Rusia adalah satu-satunya pilihan.

"Kami hanya tidak melihat kemungkinan untuk melanjutkan bisnis di negara ini dalam situasi saat ini," kata CEO Pekka Lundmark dalam Reuters dikutip ARAHKATA, Selasa 12 April 2022.

Dia menambahkan Nokia akan terus mendukung pelanggan selama keluar dan tidak mungkin untuk mengatakan pada tahap ini berapa lama penarikan akan dilakukan.

Baca Juga: DK PBB Kembali Gelar Sidang Bahas Rusia-Ukraina, Ini Hasilnya

Nokia sedang mengajukan lisensi yang relevan untuk mendukung pelanggan sesuai dengan sanksi saat ini, katanya dalam sebuah pernyataan.

Baik Nokia maupun Ericsson menghasilkan persentase penjualan satu digit yang rendah di Rusia, di mana perusahaan China seperti Huawei dan ZTE memiliki pangsa pasar yang lebih besar.

Rusia juga berselisih dengan Finlandia dan Swedia, negara asal Nokia dan Ericsson, terkait minat mereka untuk bergabung dengan aliansi militer NATO.

Baca Juga: Varian Baru Omicron Ditemukan, Potensi 'Hindari' Imunisasi! Ini Kata WHO

Rusia juga telah mendorong perusahaan untuk mulai membangun jaringan hanya dengan menggunakan peralatan yang ada di Rusia. Berusaha membujuk Nokia dan Ericsson untuk mendirikan pabrik di negara tersebut.

Lundmark mengatakan Nokia tidak akan mengimplementasikan rencana yang diumumkan pada November 2021 untuk mendirikan usaha crowdfunding dengan YADRO Rusia untuk membangun stasiun pangkalan telekomunikasi 4G dan 5G.

Keputusan Nokia untuk meninggalkan Rusia akan mempengaruhi sekitar 2.000 pekerja dan beberapa dari mereka mungkin ditawari pekerjaan di perusahaan lain, kata Lundmark. Nokia memiliki sekitar 90.000 karyawan di seluruh dunia.

Baca Juga: Ketegangan Israel dan Palestina Potensi Ubah Situasi 'Di Luar Kendali'

"Banyak yang harus diubah sebelum memungkinkan untuk mempertimbangkan kembali melakukan bisnis di negara ini," kata Lundmark.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler