Per 9 Juni 2022, Thailand Izinkan Warganya Tanam Ganja di Rumah

- 8 Juni 2022, 17:04 WIB
Ilustrasi ganja. Aturan Baru kontroversial bagikan Pemerintah Thailand Bagikan 1 Juta Tanaman Ganja Secara Gratis Kepada Warganya. /Pixabay/7raysmarketing
Ilustrasi ganja. Aturan Baru kontroversial bagikan Pemerintah Thailand Bagikan 1 Juta Tanaman Ganja Secara Gratis Kepada Warganya. /Pixabay/7raysmarketing /

ARAHKATA - Thailand dikabarkan akan mengizinkan warganya menanam ganja di rumahnya dalam jumlah yang tak terbatas mulai Kamis 9 Juni 2022.

Pada tanggal tersebut, ganja resmi dihapus dari daftar narkotika dan obat terlarang.

Namun, ganja yang ditanam di rumah hanya diperbolehkan untuk tujuan kesehatan dan medis dan tidak boleh digunakan untuk rekreasi.

Baca Juga: BNN Musnahkan 5 Hektare Ladang Ganja Siap Panen

Siapa pun yang berniat menanam ganja untuk tujuan komersial harus mendapat izin dari pihak berwenang.

Dikutip Arahkata Rabu 8 Juni 2022, orang harus terlebih dahulu mendaftarkan niat mereka ke organisasi administrasi provinsi, atau melalui aplikasi seluler yang dikembangkan dan dioperasikan oleh Badan Obat dan Makanan.

Pihak berwenang juga telah memperingatkan, ekstrak ganja yang mengandung lebih dari 0,2 persen tetrahydrocannabinol (THC) masih dilarang di bawah undang-undang obat nasional.

Baca Juga: BNNP Jatim Gagalkan Peredaran 16,9 Kilogram Ganja

THC merupakan senyawa psikoaktif utama dalam ganja. Ekstrak yang lebih tinggi dari 0,2 persen masih akan diakui sebagai zat Kategori 5.

Dengan demikian, hanya minyak yang diekstraksi dari ganja dengan kandungan THC lebih dari 0,2 persen yang akan dikategorikan sebagai narkotika.

Sedangkan bagian lain dapat ditanam dan diperdagangkan secara legal untuk tujuan medis, promosi kesehatan, dan bisnis lainnya.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Sita 471,6 Kg Ganja Milik Sindikat Narkoba Antarpulau

Kepala eksekutif distributor obat dan suplemen nutrisi JSP Pharmaceutical Manufacturing, Sittichai Daengpraserta mengatakan langkah penghapusan daftar tersebut harus memicu pengembangan ganja di berbagai industri.

Penghapusan tersebut juga telah menandai era baru untuk pabrik di Thailand.

Sittichai mengatakan pengusaha akan dapat mendirikan bisnis baru sementara masyarakat akan memiliki pilihan perawatan medis baru.

Baca Juga: Tanam Ganja di Apartemen Bekasi, Raup Cuan Jutaan Rupiah Dibongkar Polresto Jaksel

Minyak Cannabidiol (CBD) yang diekstraksi dari ganja digunakan untuk pengobatan banyak penyakit. Menurut JSP, pasar minyak CBD diperkirakan bernilai 100 miliar baht atau sekitar Rp42 triliun.

Laporan Bangkok Post mengatakan JSP bersama perwakilan petani ganja dan operator pabrik baru-baru ini bertemu Menteri Kesehatan Masyarakat Anutin Charnvirakul.

Pertemuan itu membahas proposal untuk mengurangi prosedur hukum yang diperlukan untuk menjalankan bisnis terkait ganja.

Baca Juga: Ngakak! Pria di Palembang Lapor Polisi Ngaku Ditipu, Beli Ganja yang Datang Tanaman Hias

“Pelonggaran aturan ini seharusnya membantu perusahaan masyarakat yang menanam ganja dan memasoknya ke pabrik,” kata Sittichai.

Dia mengatakan JSP sedang dalam pembicaraan dengan asosiasi ganja dan rami pada proposal untuk menetapkan harga rata-rata untuk tanaman dan zat yang diekstraksi.

Langkah itu diambil untuk mencegah perang harga, yang secara langsung akan mempengaruhi petani.

Baca Juga: Hasil Tes Urine Gitaris Geisha Roby Satria Positif Ganja

"Ini akan memastikan harga yang adil di pasar dan mencegah perusahaan kaya besar membeli tanaman dalam jumlah besar," kata Sittichai.***

Editor: Tia Martiana

Sumber: Bangkok Post New Straits Time


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x