ARAHKATA - Pemerintah Sri Lanka mengalami kebangkrutan ekonomi sehingga memicu gejolak protes warga.
Setelah berbulan-bulan mengalami kelangkaan, ekonomi Sri Lanka benar-benar runtuh.
Banyak warga Sri Lanka ingin meninggalkan negara dan keluarganya untuk mencari pekerjaan.
Baca Juga: Investigasi PBB Tegaskan Pasukan Israel Bunuh Jurnalis Al Jazeera
Seorang warga Suvendra Mary dan enam perempuan lainnya naik bus dari kota asal mereka, Badulla atau sekitar 350 kilometer (km) dari Kolombo ke departemen imigrasi dan emigrasi.
Mereka berharap bisa mengajukan paspor, hingga rela mengantre di antara 1.000 orang lainnya yang ingin meninggalkan Sri Lanka.
Mary berharap mendapatkan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi.
Baca Juga: Malaysia Catat Penambahan 2.587 Kasus COVID-19 Lokal Baru
Satu-satu tujuannya bisa bekerja di luar negeri adalah supaya bisa mengirimkan uang.