Kepala BKKBN Hasto Wardoyo Gencarkan RAN PASTI Turunkan Stunting Hingga 16 Persen

2 Maret 2022, 22:07 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. /bkkbn.go.id/Ivan /bkkbn.go.id/Ivan

ARAHKATA - Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) targetkan penurunan angka stunting nasional 24, 4 persen di tahun 2021

Hasto menyatakan sebelumnya di 2019 menyentuh angka 27,7 persen, patut disyukuri di tengah masih berkecamuknya pandemi Covid-19.

Hasto mengharapkan, pada 2023 nanti trend penurunan angka stunting berada di angka 16 persen hingga pada 2024 nanti bisa menurun lagi menjadi 14 persen.

Baca Juga: Polri Wajib Laksanakan Perintah Presiden Jokowi Mitigasi Penyebaran Paham Radikalisme

Target nasional angka stunting tersebut, tidak saja menjadi target dan cita-cita Presiden Joko Widodo saja tetapi menjadi tekad semua pemangku kepentingan, termasuk di Jawa Timur.

Jawa Timur merupakan salah satu dari 12 provinsi prioritas yang memiliki prevalensi stunting tertinggi di tanah air di 2022 ini.

Yang menjadi “Pekerjaan Rumah atau PR” untuk Jawa Timur berdasar Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 adalah bercokolnya empat kabupaten di kategori “merah”.

"Saya yakin Jawa Timur bisa karena pemerintah pusat secara serius menangani persoalan stunting dari sektor hulu hingga hilir. Peran pemerintah daerah, mulai dari tingkat provinsi, kabupaten dan kota, kecamatan, kelurahan hingga desa harus kita gerakkan menurunkan angka stunting di masyarakat,” ujar Hasto, dilansir bkkbn.go.id, Rabu 2 Maret 2022.

Baca Juga: Kasad Jenderal Dudung Kenalkan Seragam Baru TNI AD Bermotif Loreng Gradasi

Empat wilayah itu adalah Bangkalan, Pamekasan, Bondowoso serta Lumajang. Penyematan status merah ini karena prevalensinya di atas 30 persen.

18 kabupaten dan kota yang berstatus “kuning” dengan prevalensi 20 hingga 30 persen, diantaranya Sumenep, Kota Surabaya, Kabupaten Malang, Kota Malang serta Nganjuk

Sementara 15 kabupaten berkategori hijau dengan prevalensi 10 sampai 20 persen seperti ; Ponorogo, Kabupaten Probolinggo, Trenggalek, dan Kota Batu.

Hanya ada satu daerah berstatus biru yakni Kota Mojokerto dengan pevalensi di bawah 10 persen, tepatnya 6,9 persen.

Baca Juga: Ali Fikri: Hutama Karya Wajib Kembalikan Uang Negara Rp40 Miliar

“Jawa Timur menjadi kontributor utama dari penurunan stunting secara nasional jika semua kalangan bertekad dan berjuang bersama-sama untuk mengatasi persoalan yang masih kita temui di lingkungan kita.

Disampaikannya, untuk lebih memperkuat koordinasi dan kesepahaman tentang mekanisme tata kerja, pemantauan, pelaporan, evaluasi dan skenario pendanaan stunting di daerah, BKKBN yang diberi tugas Presiden Jokowi sebagai “pengendali” pencegahan stunting di tanah air menggelar sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Indonesia (RAN PASTI) di Surabaya.

BKKBN dengan 200.000 Tim Pendamping Keluarga yang terdiri dari unsur Bidan, PKK dan Kader KB atau kader pembangunan lainnya telah ada di Desa. Dengan demikian jumlah ini setara dengan 600.000 orang.

Baca Juga: Cara Aman dari Paparan COVID-19 dengan Tiga Hal Berikut Menurut Ahli

"Mereka akan dilatih dan mendampingi Calon Pengantin/Calon Pasangan Usia Subur, Ibu hamil, Ibu dalam masa interval kehamilan, serta anak usia 0 - 59 bulan," ujarnya.

Sosialisasi RAN PASTI ini menjadi penting mengingat BKKBN sedang memfinalisasi RAN PASTI dengan pendekatan keluarga berisiko stunting.

Peran Tim Pendamping Keluarga di daerah-daerah begitu penting karena menjadi garda terdepan.

RAN PASTI menjadi acuan dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting bagi kementerian dan lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa, serta pemangku kepentingan lainnya.

Baca Juga: Jokowi Wajibkan BPJS Kesehatan Jadi Syarat Urus SIM, STNK, dan SKCK

Terhadap rencana pemerintah yang akan menjadikan indikator penurunan stunting sebagai salah satu parameter keberhasilan kepala daerah dalam mensejahterakan warganya, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyambut positif hal tersebut.

“Ada atau tidak ada penghargaan, sudah menjadi tugas pokok kepala daerah untuk selalu peduli dengan masalah kerakyatan termasuk penurunan stunting. Kami yang di Trenggalek terus bertekad untuk menurunkan angka stunting. Posisi Trenggalek yang berkategori hijau di angka 18,1 persen dan menduduki urutan 212 dari 246 kabupaten/kota yang memiliki pevalensi tinggi menjadi lecutan untuk kami terus berkarya untuk kemasyarakatan,” tandas Gus Ipin, sapaan akrab Bupati Trenggalek itu.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Tags

Terkini

Terpopuler