PKS: Pemerintah Harus Geser Pusat Gravitasi Pembangunan Inovasi

- 30 November 2020, 13:28 WIB
Anggota Badan Legislasi DPR RI, dari Partai PKS, Mulyanto: Wakil Ketua PKS DPR RI, Mulyanto mengaku prihatin dengan sikap abai Presiden Jokowi terhadap perkembangan praktik politik dinasti.
Anggota Badan Legislasi DPR RI, dari Partai PKS, Mulyanto: Wakil Ketua PKS DPR RI, Mulyanto mengaku prihatin dengan sikap abai Presiden Jokowi terhadap perkembangan praktik politik dinasti. /Dok. DPR RI/DPR RI

ARAHKATA - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, minta Pemerintah aktif mendorong kalangan swasta dalam hal pengembangan Iptek dan inovasi nasional. Upaya tersebut tidak bisa hanya mengandalkan peran Pemerintah seperti yang terjadi hingga hari ini.

Jika Pemerintah serius ingin program pengembangan iptek dan inovasi nasional berhasil, maka harus mengubah titik berat gravitasi, dari dominasi Pemerintah ke swasta.

"Sekarang ini dari aspek anggaran, peneliti dan kelembagaan litbang riset dan inovasi kita lebih dari 80%-nya didominasi oleh Pemerintah. Uang, aktor dan institusi riset semuanya pemerintah. Karenanya pembangunan Iptek lebih bersifat supply technology push, bukan karena tarikan pasar" ujar Mulyanto dalam keterangannya di Jakarta Senin 30 November 2020.

Baca Juga: Ketum PBNU Said Aqil Siroj Dikonfirmasi Positif Covid-19, Simak Pesannya!

Ini tidak alami, karena sejatinya aktor utama inovasi adalah entrepreneur. Pemerintah bertugas membangun ekosistem inovasi, kebijakan, insentif dan disinsentif. Dan ini bukan melulu pekerjaan Kemenristek. Namun pemerintah secara keseluruhan.

Untuk itu perlu transformasi struktural pembangunan Iptek dengan memindahkan titik berat gravitasi dari pihak pemerintah ke swasta/industri.

"Merekalah yang lebih faham kebutuhan pasar dan teknologi yang diperlukan," tegas Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Bidang Industri dan Pembangunan ini dalam serial webinar yang diselenggarakan oleh PKS dalam rangka memeriahkan Munas.

Baca Juga: Berikut Daftar 10 Lembaga NonKementerian yang Dibubarkan Presiden Jokowi

Dalam diskusi yang dihadiri oleh Menristek Bambang P. Brojonegoro, guru besar ekonomi UI, Eko Prasojo, Letjen (Purn). M. Munir dari BIN dan disaksikan oleh 48 ribu peserta ini Mulyanto mengingatkan pentingnya membangun kualitas SDM Indonesia sebagai modal dasar pembangunan dan pengembangan iptek dan inovasi.

Mulyanto menambahkan tantangan Indonesia ke depan adalah meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk iptek dan inovasi dibanding produk bangsa lain. Untuk itu diperlukan program terencana dan sistematis membangun kualitas SDM unggul bangsa Indonesia.

Halaman:

Editor: Ahmad Ahyar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x