Pemerintah Percepat Vaksinasi Nasional Berbasis Risiko, Apa Itu?

- 27 Juli 2021, 23:07 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin. KSP Ali Ngabalin tak sungkan melontarkan kalimat bedebah, sampah demokrasi, hingga jamaah alqadruniyah untuk membela rezim Presiden Jokowi. Ali Ngabalin meminta Menkes gaspol tangani covid-19.
Menkes Budi Gunadi Sadikin. KSP Ali Ngabalin tak sungkan melontarkan kalimat bedebah, sampah demokrasi, hingga jamaah alqadruniyah untuk membela rezim Presiden Jokowi. Ali Ngabalin meminta Menkes gaspol tangani covid-19. /Foto: Humas Setkab/Agung

ARAHKATA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, pemerintah terus mempercepat program vaksinasi nasional yang dilaksanakan dengan prioritas berbasis risiko.

“Kita memberikan prioritas vaksinasi ini berbasis risiko, provinsi-provinsi yang kasus aktifnya tinggi akan kita berikan lebih banyak. Yang tinggi itu, Banten, DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan Bali," kata Menkes, dikutip dari keterangan pers, Selasa 27 Juli 2021.

Baca Juga: Sulap Asrama Hingga Rusun, Berikut Sebaran RS Darurat Karya PUPR

Itu yang paling tinggi karena kemungkinan terkenanya juga banyak, masuk ke rumah sakitnya juga banyak, dan yang wafatnya juga paling banyak. Provinsi-provinsi itu otomatis akan mendapatkan prioritas.

Selain itu, pemerintah juga memrioritaskan vaksinasi kepada masyarakat dengan risiko tinggi, yaitu kelompok lanjut usia (lansia) dan masyarakat yang mempunyai komorbid.

“Kita juga akan memprioritaskan orang-orang yang risiko tinggi, orang yang usianya lanjut, orang yang punya komorbid. Itu yang harus kita utamakan. Kita lindungi mereka dahulu, kita berikan mereka [vaksin],” ujar Budi.

Baca Juga: Berikut Daftar Nama Pemenang Kompetisi Video TikTok Kemnaker 2021!

Menkes memaparkan, hingga 26 Juli cakupan vaksinasi telah mencapai sekitar 60 juta dosis vaksin, baik untuk dosis pertama maupun dosis kedua. Untuk percepatan program vaksinasi ini pemerintah pun terus berupaya untuk mengamankan stok vaksin.

“Sampai akhir bulan Juli akan datang sekitar 8 juta vaksin Sinovac dan 4 juta vaksin AstraZeneca, jadi 12 juta akan datang,” ujarnya. Selain itu, akan tiba juga sekitar 45 juta vaksin produksi Sinovac, Astrazeneca, Moderna, maupun Pfizer pada bulan Agustus mendatang.

Baca Juga: COVID-19 Kembali Bermutasi, Indonesia Kehadiran Varian Delta Plus

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x