“Pernah suatu ketika saya diprotes masyarakat karena tidak menerima bantuan padahal sebelumnya menerima, setelah ditelusuri ternyata pindah alamat dan tidak informasikan pada ketua Rt/Rw serempat,” ujarnya.
Baca Juga: Mensos Risma Blusukan ke Kolong Ciliwung, Tawarkan Rusunawa bagi Pemulung
Kedua, mendukung tranparansi penerima bantuan agar di setiap kelurahan terpampang data penerima, misalnya BNPT dan PKH meskipun ada komponen berbeda untuk anak SD, SMP dan SLTA.
“Kami luncurkan aplikasi “usul-sanggah”, dimana masyarakat bisa mengusulkan nama yang berhak menerima bantuan dan juga bisa menyanggah bila ada masyarakat yang sebenarnya tidak berhak,” katanya.
Lalu ketiga, mendirikan peran pilar-pilar sosial untuk mendukung kemandirian, seperti melibatkan karang taruna sebagai bagian kegiatan sosial untuk mewujudkan kebersamaan.
Baca Juga: Jadi Mensos, Risma Miliki Panggung Politik yang Lebih Besar Menuju DKI 1
“Kita hidupkan kembali dan alhamdulilah saya bangga kepada karang taruna DKI mereka telah mampu mengemas paket bantuan masker dan vitamin untuk dibagika ke seluruh masyarakat,” kata Risma.
Terakhir, upaya pemberdayaan sosial lainnya yang terus dilakukan Kemensos terhadap KPM guna mendukung kemandirian ekonomi supaya lebih produktif dan sejahtera termasuk dengan melibatkan penyandang disabilitas.
“Sebagai contoh di wilayah Asmat Papua, kami ajari mereka 'tangan di atas' dengan diberikan pelatihan ternak ayam, bantuan perahu, dan usaha koperasi sembako yang dikelola bersama-sama dan sekarang mulai menampakan hasil,” ujarnya.