Film ini bukan hanya mencuri perhatian di platform video, tetapi juga menciptakan sorotan di media sosial. Zainal Arifin Mochtar mengakui menerima ribuan mention di Instagram setelah film ini diluncurkan hanya dalam waktu 9 jam.
"Saya mohon maaf, ada ratusan menuju ribuan mention di post Instagram yang saya terima, dan mulai mustahil untuk bisa merepost semuanya," ucapnya.
Baca Juga: TKN Tegas Tayangan Film “Dirty Vote” Bernada Fitnah dan Tidak Ilmiah
Produser Joni Aswira mengungkapkan bahwa "Dirty Vote" lahir dari kolaborasi lintas Civil Society Organizations (CSO) dan didanai melalui crowd funding serta sumbangan individu dan lembaga.
Meskipun dibuat dalam waktu singkat, dua minggu, film ini sukses mengungkap kecurangan pemilu dengan melibatkan akademisi seperti Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar.
Dengan sorotan terhadap konten yang kontroversial dan pembuatan yang efektif, "Dirty Vote" berhasil menjadi fenomena dalam dunia film dokumenter, menciptakan perbincangan yang mendalam mengenai kecurangan dalam proses pemilihan.***