Ini Lho Alasan Atlet Pakai Bikini di Pertandingan Voli Pantai

- 5 Agustus 2021, 14:45 WIB
Ilustrasi voli pantai.
Ilustrasi voli pantai. /Ilustrasi/Tania Van den Berghen/PIXABAY/TaniaVdB

ARAHKATA - Tayangan pertandingan voli pantai putri Olimpiade Tokyo 2020 diprotes seorang wanita Indonesia.

Penayangan tersebut dikatakan memperlihatkan para atlet wanita berbikini. Padahal, voli pantai dan bikini sudah menjadi satu paket.

Wanita yang bernama Siti Musabikha itu telah melayangkan pengaduan ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Baca Juga: Deretan Mal Jakarta yang Berlakukan Sertifikat Vaksin COVID-19

"Penayangan Olympic di TV memang baik, namun untuk kategori olahraga volleyball wanita, para pemainnya menggunakan bikini dan hal ini tidak baik untuk disiarkan," tulisnya di pengaduan yang viral di media sosial tersebut.

Selain merasa keberatan pihak TV tidak mensensor penampilan para atlet tersebut, ia juga menyampaikan kekecewaannya lantaran jadwal penayangan pertandingan voli pantai itu menggantikan acara dakwah di TV.

"Apalagi biasanya slot waktu itu dipakai pengajian Mama Dedeh, agak ironi sebenarnya," katanya.

Baca Juga: Sembuh dari COVID-19, Tyas Mirasih Digugat Cerai Suami

Lantas, seperti apakah peraturan berpakaian dalam pertandingan voli pantai putri di Olimpiade?

Pada dasarnya, bikini bukan pakaian wajib bagi atlet voli pantai putri di Olimpiade. Dalam panduan busana setebal 22 halaman yang dikeluarkan oleh Federasi Bola Voli Internasional (FIVB) untuk Olimpiade Tokyo 2020.

Atasan kostum tanding untuk atlet putri mencakup tank top, baju lengan pendek, atau baju lengan panjang untuk penampilan yang lebih bersahaja atau ketika beraksi ketika cuaca dingin.

Baca Juga: Pemerintah Aceh Hadiahi Satu Rumah untuk Nurul Akmal

Adapun opsi bawahannya sendiri terdiri dari celana pendek, celana panjang. Atlet putri juga bisa memakai baju renang one-piece atau satu set bikini.

Sementara itu, kostum atlet pria mencakup tank top dan celana selancar yang bisa dipadukan dengan baju lengan panjang dan legging untuk pertandingan kala cuaca dingin.

FIVB juga memberi keleluasaan bagi atlet yang harus berpenampilan tertentu sesuai latar belakang budaya atau keyakinan yang dianutnya.

Baca Juga: Kapolrestro Depok Angkat Bicara Usai Kejadian Pengusiran Wartawan

"Olahraga voli pantai terbuka bagi siapa saja, dan peraturan busan ini memastikan bahwa olahraga ini inklusif baik secara budaya ataupun agama," demikian bunyi pernyataan FIVB.

Namun tak bisa dimungkiri bahwa voli pantai sangat lekat dengan bikini.

"Voli Pantai adalah olahraga yang dikembangkan di Hawaii dan California Selatan, serta di pantai-pantai Rio (de Janeiro). Kamu bermain saat udara sedang panas, setelah itu kamu langsung loncat ke air laut," ujar April Ross, atlet voli pantai sekaligus pemenang di tiga Olimpiade.

Baca Juga: Mudah, Kini Imunisasi Anak Bisa di Rumah

Bagi April, kostum one-piece dirasa tak nyaman karena bisa menumpuk pasir pantai yang masuk. Menurutnya, hampir semua atlet sepakat, semakin minim pakaian, lebih baik.

April Ross yang turut ambil andil dalam membuat kostum voli pantai bersama rekannya, Alix Klineman, juga mengatakan, sangat penting tali pakaian tidak mengganggu pergerakan atau pernapasan atlet.

"Bagi kami, inilah yang terasa paling nyaman," ujarnya.

Baca Juga: Intip Tampilan Barbie Seri Terbaru dari Perusahaan Mattel

"Kamu tidak ingin memakai pakaian tertutup di tengah cuaca yang panas. Sungguh tidak menyenangkan. Namun, aku sangat menghargai mereka yang mau memakai kostum yang lebih tertutup jika itu membuat mereka merasa lebih nyaman," tambahnya.

Kostum voli pantai yang tertutup pernah menjadi andalan tim voli pantai putri asal Mesir saat berlaga di Olimpiade Rio 2016.

"Aku berhijab sejak 10 tahun lalu dan itu tidak menghalangiku untuk menekuni apa yang aku cintai. salah satunya adalah voli pantai," kata Doaa Elghobashy, atlet voli pantai putri Mesir.***

Editor: Tia Martiana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x