Tak Seperti Biasanya, Pimpinan PDI Perjuangan Jatim Bersih-Bersih Sungai

- 10 Januari 2021, 19:43 WIB
Tak Seperti Biasanya, Pimpinan PDI Perjuangan Jatim Bersih-Bersih Sungai
Tak Seperti Biasanya, Pimpinan PDI Perjuangan Jatim Bersih-Bersih Sungai /Adi/Arahkata.com

ARAHKATA - Peringatan HUT ke-48 PDI Perjuangan 10 Januari 2021 tidak seperti biasanya, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Jawa Timur lebih memilih menanam ratusan pohon dan bersih-bersih sungai.

HUT PDI-P kali ini Mengusung slogan "Cinta Brantas Bersih". Kegiatan tersebut diwujudkan dengan menanam ratusan pohon, bersih-bersih kali--hulu Sungai Brantas, kemudian melepas satwa burung dan ikan di kawasan Arboretum (titik nol sumber Brantas), di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Minggu 10 Januari 2021.

Acara yang terlaksana secara sederhana, kader partai terlihat sangat khidmat dan menerapkan protokol kesehatan dalam merayakan. Kegiatan yang diikuti 700 orang ini tak hanya menanam pohon dan melepas satwa ikan, namun juga ritual budaya dan bersih sungai di 24 titik.

Baca Juga: PDI Perjuangan Akan Gelar Penanaman Pohon dan Bersih Sungai Ciliwung Sesuai Protokol Kesehatan

Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Kusnadi, mengatakan mencintai alam merupakan bagian dari ajaran trisakti Bung Karno, yakni berkepribadian dalam kebudayaan. Berkepribadian artinya manusia harus bisa hidup berdampingan dengan alam, memelihara kultur dan budaya adiluhung bangsa.

Kusnadi menjelaskan, dipilihnya sungai dan air karena tubuh manusia itu 80 persen terdiri dari air. Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup.

"Kita bisa tidak makan tiga hari, tapi kita tidak bisa minum tiga jam. Kita akan dehidrasi lalu mati. Artinya, air sangat penting bagi manusia," katanya.

Ketua DPRD Provinsi Jatim ini mengaku di Jawa Timur ada dua sungai yang menjadi sumber penghidupan masyarakat, yakni Sungai Bengawan Solo dan Sungai Brantas.

Baca Juga: Petinggi PDI Perjuangan Turun Langsung pada Gerakan Penghijauan dan Cinta Ciliwung Bersih

Menurutnya, dua sungai ini sangat besar perannya bagi kehidupan masyarakat. Maka, harus dijaga ekosistem dan kelestariannya.

Kusnadi menilai gerakan cinta alam ini merupakan keharusan. Seperti yang dilakukan oleh para Wali Sumber Brantas yang selalu menjaga dan merawatnya.

"Kalau kita kembali kepada cerita-cerita para pinisepuh, embah-embah kita dulu. Ada tempat-tempat pantangan yang kemudian dibangun menjadi sebuah dongeng. Pada hakikatnya, dongeng ini sebenarnya adalah pendidikan luar biasa, agar alam terjaga," tuturnya.

Baca Juga: Secara Daring, Megawati dan Presiden Jokowi Bakal Berpidato di HUT Ke-48 PDI Perjuangan

Kusnadi menambahkan, jika tidak membangun sebuah cerita, dongeng, sumber air ini pasti sudah habis.

"Kalau sumber sudah habis kita dapat air dari mana? Ini merupakan kearifan lokal yang membangun sebuah cerita untuk melindungi alam," paparnya.

Kusnadi mengingatkan kerusakan alam terjadi karena dua hal yakni faktor alam dan manusia. Namun yang paling berbahaya itu kerusakan karena faktor manusia. Kemudian soal pembangunan. Alam dan pembangunan, sebutnya, sama-sama penting.

"Alam dan pembangunan tidak bisa diperhadapkan. Masalahnya selama ini pembangunan seringnya tidak memperhatikan daya dukung alam. Itu yang tidak benar," tegas Kusnadi.

Baca Juga: Peringati HUT ke- 48, PDI Perjuangan Jatim Pilih Bakti Lingkungan

Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim Sri Untari Bisowarno menambahkan, penyadaran masyarakat dengan mengajak untuk mencintai alam lingkungan adalah sikap manusia Indonesia dalam berbagai aspek perilaku termasuk didalamnya berdoa kepada Tuhan (dalam bentuk ritus, ruwat, selamatan dan lain-lain).

Untari menyebut secara fisik masyarakat mempunyai kewajiban mutlak merawat alam yakni udara, air dan tanah demi kelangsungan hidupnya kini dan generasi selanjutnya.

“Aspek spiritual dan fisik dari manusia ini yang melebur mengejawantah dalam dalam perilaku kebudayaan yang luas,” tuturnya.

Baca Juga: Butuh Regenerasi, PKB Jatim Bukan Milik Gus Halim

Sedang Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko menjelaskan kalau mencintai sungai merupakan program dari DPP PDI Perjuangan yang meletakkan sungai sebagai kunci peradaban.

Sapu Bersih Pungut Sampah di Kali (Saber Pungli) Pemkot Batu, ungkapnya, terus melakukan kampanye untuk menjadikan sungai bukan hanya sekadar sungai, tapi sungai yang menghidupi masyarakat.

"Selama ini gaungnya hanya di Kota Batu. Saya berharap PDI Perjuangan bisa menyiarkan ini ke seluruh Jatim sehingga Brantas yang alirannya di wilayah Jatim benar-benar bisa menghidupi masyarakat," ajaknya.

Ketua Panitia Acara HUT ke-48 PDI Perjuangan Jatim Daniel Rohi menambahkan, konsep alam sengaja dibikin sebagai bentuk kegiatan positif yakni mengajak masyarakat mencintai alam dan lingkungan.

Baca Juga: Tiga Nama Berebut Kursi Ketua Gerindra Jatim, Ini Syaratnya

“Dan, mencintai Brantas berarti mencintai lingkungan,” kata Daniel.

Dalam perayaan HUT PDI Perjuangan yang dipusatkan di Kota Batu ini diikuti jajaran pengurus DPD PDI Perjuangan Jawa Timur. Termasuk anggota fraksi partai di DPRD Jatim, serta mengundang Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko dan Wakil Wali Kota Punjul Santoso.***

Kegiatannya juga melibatkan simpatisan, kader dan warga sekitar hulu Sungai Brantas.

Editor: Ahmad Ahyar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x