SMRC Pastikan Nasib Demokrat di Telunjuk Yasonna Laoly

- 7 Maret 2021, 03:21 WIB
 Peneliti Politik dari UIN Jakarta, Profesor Saiful Mujani.*
Peneliti Politik dari UIN Jakarta, Profesor Saiful Mujani.* /Instagram/@saiful_mujani/

"Saya tak bisa membayangkan PD bisa besar dan bahkan terbesar pada 2009 tanpa SBY. Suka ataupun tidak itu adalah fakta. Moeldoko bisa gantikan itu? seperti mantan jendral-jenderal lainnya mimpin partai, KSP ini tak lebih dr Sutiyoso, Hendro, Edi Sudrajat, yang gagal membesarkan partai," kata dia.

Baca Juga: Kecewa Terhadap Moeldoko, SBY Mohon Ampun Sama Allah

Di sisi lain dari imej tampilan di ranah publik, figur AHY dan klan keluarga Cikeas dirasa lebih menjual ketimbang Mantan Jenderal yang belum ada jam terbang di dunia perpolitikan.

Alhasil, nasib Partai Demokrat kedepannya akan serupa dengan Partai Hanura yang hanya mengandalkan Jenderal Purn Wiranto. Selepas kepemimpinan Wiranto lengser dan digantikan oleh Oesman Sapta Oedang gaung partai itu tidak menggema lagi.

"Akibatnya, 2024 Demokrat bisa menjadi seperti Hanura sekarang, yang hilang di parlemen setelah Wiranto tak lagi mimpin partai itu," tutur Saiful Mujani.

Ia juga menduga, skenario terakhir dari apa yang dilakukan Moeldoko tersebut adalah untuk membunuh partai Demokrat perlahan-perlahan dengan intervensi pemerintah di dalamnya.

"Hasil akhir dari manuver KSP Moeldoko ini adalah membunuh PD. Demokrat mati di tangan seorang pejabat negara. Backsliding demokrasi Indonesia makin dalam, dan ini terjadi di bawah Jokowi yang ironisnya ia justru jadi presiden karena demokrasi," pungkasnya.***

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x