Network
ARAHKATA - Hasbabul nuzul atau latar belakang terpilihnya Moeldoko sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat di Kongres Luar Biasa (KLB) mulai terungkap.
Mantan Kepala Kantor Partai Demokrat, Muhammad Rahmat menjelaskan, KLB harus dilakukan lantaran Partai Demokrat sudah memiliki penyakit kanker stadium lima di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Majelis Tinggi.
"Ada kesewenang-wenangan yang terjadi di dalam tubuh Partai Demokrat. Sehingga harus diganti, kalau tidak maka perolehan elektabilitas Partai Demokrat di 2024 akan terjun bebas barangkali di bawah lima persen," ujar Rahmat di Restoran Dapur Sunda, Jakarta Selatan, Selasa, 9 Maret 2021.
Baca Juga: Posting Foto Kotak Cincin, Gading Marten Lamaran
Ini bukan isapan jempol belaka, melainkan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Kata Rahmat, saat Partai Demokrat dipimpin oleh Hadi Utomo, elektabilitasnya mencapai 21 persen.
Namun, ketika dipimpin oleh SBY, perolehan suara Partai Demokrat turun menjadi 12 persen dan tergerus hingga 10 persen.
Bahkan, ketika Partai Demokrat masih dipimpin SBY dan AHY sebagai ketua Kogasma yang menjadi pucuk kewenangan untuk memenangkan Partai Demokrat pada faktanya perolehan suara hanya tujuh persen.
Baca Juga: Demokrat Kubu Moeldoko Anggap KLB Sah Karena Gunakan AD/ART 2005
Menurut Rahmat, penurunan elektabilitas Partai Demokrat disebabkan karena partai ini tengah mengalami krisis kepemimpinan. Artinya, jika ini dibiarkan, perolehan suara Partai berlogo mercy itu dikhawatirkan mencapai di bawah lima persen.
Lebih jauh Rahmat mengatakan, Partai Demokrat membutuhkan tokoh bangsa yang punya integritas tinggi, yang memiliki karir bagus dan memiliki kemampuan yang mumpuni. Partai Demokrat melihat kriteria itu ada di dalam jiwa Moeldoko.
