Jangan Dibandingkan Pak Jokowi, Harga BBM Naik Kasihan Rakyatmu Kere

- 27 Agustus 2022, 07:54 WIB
Pemerintah minta pengertian masyarakat jika harga BBM naik.
Pemerintah minta pengertian masyarakat jika harga BBM naik. /Antara/Aprillio Akbar/

ARAHKATA - Diantara alasan rencana kenaikan BBM yang akan dilakukan pemerintah, karena BBM di indonesia jauh lebih murah dari Negara lain. Menurut Jokowi, Jerman dan Singapura sudah Rp 31.000 (per liter).

Thailand sudah Rp 20.000 (per liter), sementara Indonesia (Pertalite) masih Rp 7.650 (per liter).

"Tapi lucunya, pemerintah tidak membandingkan dengan harga BBM di Malaysia. Di Malaysia harga BBM dengan oktan (RON) 95 tetap di posisi 2,05 ringgit Malaysia per liter atau setara Rp6.782 per liter (asumsi kurs Rp3.308 per ringgit Malaysia)," ungkap pengamat politik Ahmad Khozinudin, dikutip ArahKata.com, Sabtu, 27 Agustus 2022.

Baca Juga: DPR Aceh Wacanakan Qanun Legalkan Ganja untuk Medis

Harga solar juga hanya 2,15 ringgit Malaysia atau Rp7.112 per liter. Sementara itu, harga BBM RON97 bahkan turun sebesar 5 sen menjadi 4,30 ringgit atau setara Rp14.224 per liter.

Jika dibandingkan dengan Indonesia, harga BBM Malaysia lebih murah meskipun kualitasnya lebih baik. Harga pertalite (RON 90) mencapai Rp7.650 per liter dan solar Rp5.150 per liter.

"Kenapa Indonesia tidak meniru Malaysia ? Kenapa acuan harga BBM harus ke Singapura, Thailand dan Jerman?," tanya Ahmad.

Baca Juga: Survei INES Airlangga Dinilai Paling Tepat Teruskan Jokowi

Baik, kalau harus mengacu ke Singapura, Thailand dan Jerman, harus dibandingkan pula kemampuan atau daya beli warganya. Hal itu bisa diukur dari angka pendapatan per kapitanya.

Menurut data dari World Bank pada 2020, Singapura menjadi negara terkaya di kawasan Asia Tenggara. Pendapatan per kapita mereka mencapai USD 59.797,75.1.

Adapun Jerman Pendapatan per kapitanya dilaporkan sebesar 50,760.598 USD pada 2021. Lalu, Pdb Per Kapita Jerman dilaporkan sebesar 50,760.598 USD pada 2021.

Baca Juga: Ketum PPP Suharso Manoarfa Dilaporkan Polisi Terkait Amplop Kiai

Bagaimana dengan Indonesia? Data CEIC menyebutkan Indonesia pada tahun 2021 memiliki pendapatan per kapita sebesar US$ 4.349,17.

Coba tengok, rakyat Indonesia yang memiliki pendapatan per kapita hanya sebesar US$ 4.349,17, diminta membeli BBM seperti rakyat Singapura yang Pendapatan per kapita mereka mencapai USD 59.797,75.1. Ini pemerintah mau membunuh rakyat pelan pelan ?

Lagipula, apa sih beratnya mensubsidi rakyat ? wong pajak untuk membiayai APBN juga diambil dari rakyat.

Baca Juga: PWI Larang Anggota ikut UKW Lembaga Abal-abal Tak Patuhi UU Pers

Kalau ngutang, membayar bunga utang tinggi tidak dianggap membebani APBN. Giliran menyubsidi rakyat, tereak-tereak membebani APBN.

Selama tahun 2021 bunga utang yang dibayarkan pemerintah mencapai angka sebesar Rp 343,5 triliun.

Adapun tahun 2022, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, pemerintah mengalokasikan pembayaran bunga utang sebesar Rp405,9 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022.

Baca Juga: Kompolnas Diusulkan Dibubarkan Pasca Terbongkar Kasus Ferdy Sambo

"Alokasi tersebut terdiri dari pembayaran bunga utang dalam negeri sebesar Rp393,7 triliun dan luar negeri Rp12,2 triliun. Ini jelas angka besar dan sangat membebani APBN. Apakah pemerintah pernah mengeluh dengan utang-utang ini?," tegasnya.

"Stop menyengsarakan rakyat, stop bernarasi subsidi rakyat membebani APBN, stop berdalih harga minyak dunia untuk menaikan harga BBM. Kami rakyat Indonesia menolak kenaikan harga BBM," pungkasnya.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Youtube AK Channel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah