Pada masa kolonial, masyarakat mulai saling membalas hantaran makanan yang dikirim menjelang Lebaran. Dikemas dalam rantang, menu yang dihidangkan biasanya khas Idul Fitri seperti ketupat, opor, rendang, dan sebagainya.
Baca Juga: Peneliti SMRC: Ganjar Jadi Modal PDIP Pimpin Koalisi Besar
“(Tradisi memberi hadiah) kemudian berkembang dengan bermacam fungsinya kepada sesama manusia, terutama dalam pergaulan sosial,” ucap Agus menjelaskan.
“Ketika dikirimi dalam bentuk rantang, secara spontan kita akan membalasnya. ‘Ah, malu kalau kita mengembalikan dalam kondisi kosong’. Lalu kita akan mengisinya kembali dengan makanan,” ucap Fadly dalam penjelasannya.
Sedangkan makanan seperti kue kering khas Lebaran dulunya dijadikan hantaran oleh keluarga Eropa kepada bangsawan pribumi.
Baca Juga: Heboh! Pistol Milik Dirut BUMN Meletus di Bandara di Makassar
Kini, hantaran telah bertransformasi menjadi bentuk yang lebih modern, tetapi menurut Fadly, esensi serta maknanya tidak berubah.***