Begini Nasib Musik Tradisional pada Zaman Modern

10 Maret 2021, 12:06 WIB
Wisatawan Tengah Mencoba Alat Musik Tradisional di Lembur Urang Dusun Bambu /Miradin/Qeluarga

ARAHKATA - Di zaman serba modern ini, musik terus berkembang dan genre-genre baru pun tercipta. Musik telah menjadi kebutuhan sebagai hiburan di tengah padatnya rutinitas.

Musik merupakan bagian dari kebudayaan manusia yang tidak lepas dari kehidupan sehari-hari. Musik merupakan sebuah ekspresi yang sifatnya universal dan multidimensional.

Hari Musik Nasional diperingati setiap tanggal 9 Maret. Penanggalan yang dipetik berdasarkan hari lahir pahlawan nasional Wage Rudolf Soepratman.

Baca Juga: Pikiran Rakyat Media Network Lahirkan Para Penguji UKW

Peringatan Hari Musik Nasional pertama kali dilakukan pada 9 Maret 2013 melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 10 Tahun 2013 tentang Hari Musik Nasional.

Zaman semakin maju, informasi mudah berkembang, generasi muda semakin cerdas. Namun masih belum bisa memilah-milah budaya yang masuk di Indonesia, tak terkecuali dengan musik.

Zaman milenial seperti saat ini, kita terjajah bukan dengan berperang atau tidakan yang heroik lainnya, namun kita dapat memulainya melalui hal-hal kecil yang dapat kita lakukan.

Baca Juga: Nama Cita Citata Disebut-sebut dalam Korupsi Bansos, Benarkah Terseret Arus Bansos?

Contohnya kita gaungkan lagi musik tradisional. Anak muda zaman now lebih menyukai K-Pop atau musik barat dibandingkan dengan musik tradisional, bahkan mungkin mereka pun tak mengenal jenis musik daerah yang sangat beragam.

Sama halnya dengan penggunakan bahasa daerah tempat kita tinggal, harus lebih disosialisasikan kembali, agar bahasa daerah kita tidak punah. Banyak generasi muda sekarang ini yang malu menggunakan bahasa daerah.

Mereka menganggap menggunakan bahasa daerah merupakan hal yang memalukan. Justru lebih memalukan kalau tidak bisa berbahasa daerah namun lancar menggunakan bahasa asing.

Menggerakkan kembali khususnya kepada generasi muda, untuk mengkonsumsi lagu-lagu dan film Indonesia.

Baca Juga: Keputusan PP Muhammadiyah Soal Puasa Ramadhan 2021

Anak muda zaman sekarang lebih suka mengkonsumsi lagu-lagu dan film dari luar Indonesia, karena mereka menganggap lagu dan film dari negara luar lebih berkualitas daripada lagu dan film Indonesia.

Itulah tugas dari generasi muda zaman now untuk menciptakan musik, lagu, dan film yang dapat dikonsumsi dan disenangi oleh masyarakat Indonesia.

Arahkata.com mengutip dari beberapa sumber, budaya adalah suatu warisan dari leluhur atau nenek moyang kita, yang tidak ternilai harganya.

Negara Indonesia disebut Negara maritim karena dikelilingi oleh banyak pulau, bahasa dan adat kebudayaan Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam.

Karena keanekaragaman tersebutlah Indonesia menjadi daya tarik bangsa lain dari belahan dunia.

Bahkan mereka juga mempelajarinya karena selain beraneka ragam, budaya Indonesia dikenal sangat unik dan menarik perhatian wisatawan asing.

Mereka antusias untuk melihat keaneragaman budaya Indonesia. Namun, kebudayaan kita semakin luntur ditelan zaman.

Semakin berkembangnya teknologi, telah membuat budaya banyak dilupakan dan ditinggalkan oleh kalangan remaja, dikhawatirkan musik tradisional akan punah.

Baca Juga: Demokrat Kubu Moeldoko Anggap KLB Sah Karena Gunakan AD/ART 2005

Berbicara mengenai teknologi di era digital saat ini, teknologi sangat mempengaruhi kehidupan, teknologi dapat menjadikan kehidupan kita menjadi lebih baik dan sebagai alat komunikasi jarak jauh.

Dengan adanya teknologi kita dapat melihat informasi dimanapun dan kapanpun kita berada, teknologi juga mempermudah kita untuk berinteraksi dengan satu sama lainnya.

Tetapi, teknologi juga berdampak negatif pada generasi milenial, dilihat dari sisi negatifnya, generasi milenial saat ini cenderung cuek pada sosial budaya.

Namun, bagi sebagian kaum milenial yang peduli akan kebudayaan Indonesia, kecanggihan teknologi dimanfaatkan untuk menyebarluaskan budaya negri ini, dan lebih mengenalkan budaya Indonesia kepada dunia luar.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilman Farid memberikan lucapan selamat Hari Musik Nasional, Senin 9 Maret 2021.

Dia menyampaikan ucapan tersebut dalam sebuah video melalui akun Twitter Ditjen Kebudayaan @budayasaya.

"Selamat Hari Musik Nasional 2021. Saat ini saya sedang berada di kompleks Candi Borobudur," katanya.

Baca Juga: Nama Cita Citata Disebut-sebut dalam Korupsi Bansos, Benarkah Terseret Arus Bansos?

Seni musik di bumi Nusantara ini nyatanya sudah dikenal pada abad X, meski dengan memainkan alat musik yang sangat sederhana dan dipetik, ditabuh atau ditiup tanpa chord yang rumit.

Melalui musik seluruh pemikiran, daya cipta dan perasaan dituangkan. Lewat musik orang dapat menghargai keindahan dan memperoleh ketenangan.

Bukti bahwa kehidupan sehari-hari peradaban manusia abad X tak lepas pula dari dunia hiburan ini bisa dilihat dari relief-relief candi Borobudur.

Alat musik masa lalu banyak sekali terpahat di relief Candi Borobudur. Alat musik dengan dawai mendominasi.

Musik tradisional memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari musik tradisional inilah yang menunjukkan kedudukan dan perannya dalam tradisi maupun kehidupan masyarakat daerah tersebut.***

Editor: Mohammad Irawan

Tags

Terkini

Terpopuler