Limbah Industri Disebut Jadi Penyebab Banjir di Karawang

- 22 Februari 2021, 16:05 WIB
Aktivis lingkungan menemukan limbah medis di Sungai Cisadane
Aktivis lingkungan menemukan limbah medis di Sungai Cisadane /Istimewa/

ARAHKATA -  Hujan deras yang mengguyur di wilayah Indonesia menyebabkan banjir. Tak hanya di Jakarta, tapi juga Karawang.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo bersama Menteri PMK Muhadjir Effendy dan Sekretaris Daerah Karawang Acep Jamhuri sempat meninjau lokasi terdampak banjir di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe, Kabupaten Karawang Barat, Minggu 21 Februari 2021

Banjir dipicu curah hujan tinggi dan meluapnya Sungai Ciseet, Sungai Citarum, dan Kali Cimalaya. Selain itu, Doni juga menyoroti bahwa permasalahan limbah industri maupun rumah tangga juga berpotensi menjadi faktor penyebab banjir Kabupaten Karawang harus diselesaikan secara bersama-sama.

Baca Juga: Terkendala Banjir, Perjalanan Kereta Api Daop 1 Jakarta Dihentikan

"Tidak sedikit sumber daya yang dapat dikelola disini, ada banyak industri dan perusahaan, mereka harus diikutsetakan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan ekosistem untuk mengelola limbah industri dan rumah tangga" sebutnya dalam video konferensi pers yang dirilis BNPB.

Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Karawang, sebanyak lima belas kecamatan terdampak banjir dengan ketinggian muka air beragam. Tepantau tinggi permukaan air antara 10 hingga 250 cm.

Data BPBD setempat mencatat lima belas kecamatan terdampak yaitu Kec. Rengasdengklok, Kec. Telukjambe Barat, Kec. Telukjambe Timur, Kec. Karawang Barat, Kec. Batujaya, Kec. Cikampek, Kec. Tirtamulya, Kec. Ciampel, Kec. Pangkalan.

Selanjutnya Kec. Rawamerta, Kec. Jatisari, Kec. Banyusari, Kec. Karawang Timur, Kec. Cimalaya Wetan, dan Kec. Pakis Jaya.

Baca Juga: Negara Berhutang kepada Ex Komisioner KPU, PKB : Menyedihkan

Dari lima belas kecamatan tersebut, terdapat 14.754 KK terdampak banjir dan 3.393 KK Mengungsi. BPBD mencatat kerugian material akibat banjir berupa 14.340 unit rumah terdampak, 51 unit rumah rusak berat, 157 unit rumah rusak sedang, 870 unit rumah rusak ringan, 40 unit fasos dan fasum terdampak dan 217 hektar sawah terdampak.

Saat menyambangi pos dapur umum, Doni Monardo melihat kegiatan penyelenggaraan dapur umum guna memastikan makanan yang disajikan bagi para pengungsi sudah sesuai dengan gizi seimbang. Meski di tengah pengungsian, diharapkan mereka tetap menjaga kesehatan dan terhindar dari Covid-19.

Doni juga berpesan agar penanganan pengungsi hendaknya dilakukan dengan cara memisahkan kelompok rentan. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi risiko penularan COVID-19. Dalam hal ini, kelompok rentan yang dimaksud yaitu lansia, warga yang memiliki komorbid,  ibu hamil, ibu menyusui, balita dan anak-anak.***

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah