Efek Samping Vaksin COVID-19 Lebih Banyak Dirasakan Perempuan, Kenapa?

- 23 Maret 2021, 15:47 WIB
Berkaitan dengan program vaksinasi nasional saat Bulan Suci Ramadhan, penyuntikan vaksin di siang hari tidak membatalkan puasa.
Berkaitan dengan program vaksinasi nasional saat Bulan Suci Ramadhan, penyuntikan vaksin di siang hari tidak membatalkan puasa. /REUTERS/Mohammed Salem

ARAHKATA - Para peneliti di Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan perempuan cenderung memiliki efek samping yang lebih kuat pada vaksin COVID-19 daripada pria.

Para ahli mengatakan estrogen dalam tubuh wanita dirancang untuk memperoleh respons imun yang lebih kuat, diwartakan The New York Times, Selasa 23 Maret 2021.

Pekerja garis depan Shelly dan Scott Blomgren, orang pertama di Amerika Serikat untuk mendapatkan vaksin Covid-19 pada Januari 2021.

Baca Juga: Penembakan Brutal Tewaskan 10 Orang, Buntut dari Sentimen Warga Asia di AS?

Mereka mengingatkan wanita tidak boleh ragu untuk mendapatkan vaksin COVID-19 karena potensi konsekuensi dari penyakit ini jauh lebih buruk daripada efek samping vaksinasi.

"Saya? Saya sekarat. Saya bisa merasakan sakit. Tapi ini mengerikan," jelas Shelly.

Dia menjelaskan, dirinya berjuang selama hampir 2 hari dengan sakit tubuh terburuk yang pernah dimiliki. Juga bersamaan dengan kedinginan, demam, dan kelelahan.

Baca Juga: Serda Aprilio Manganang Terima KTP Elektronik dari Kemendagri

Hal itu sesuai dengan penjelasan CDC di situs resminya. Lebih dari 13,8 juta dosis vaksin COVID-19 yang diberikan untuk warga AS, laporan efek samping datang lebih banyak dari perempuan.

Hal itu menunjukkan bahwa respons yang lebih kuat datang dari wanita yang melakukan vaksinasi. Pada perempuan kadar estrogen membantu mengaktifkan respon imun terhadap penyakit.

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x