Waspada! Jakarta Urutan Teratas Kualitas Udara Terburuk di Dunia, Ini Penyebabnya

- 17 Juni 2022, 10:05 WIB
Wagub minta warga Jakarta menjaga kualitas air dengan cara mengelola air limbah rumah tangga guna mengurangi pencemaran lingkungan
Wagub minta warga Jakarta menjaga kualitas air dengan cara mengelola air limbah rumah tangga guna mengurangi pencemaran lingkungan /maghfur/posjakut

ARAHKATA - Kualitas udara Jakarta beberapa terakhir ini terlihat diliputi kabut.

Kualitas udara Jakarta menurut pantauan mengalami penurunan terutama di kawasan padat penduduknya.

Kualitas udara Jakarta ditengarai menjadi pemicu timbulnya gangguan pernapasan bagi warga Jakarta.

Baca Juga: Ketua MPR RI Bamsoet Optimistis Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 Berjalan Lancar

Lembaga data kualitas udara, IQ Air kembali menempatkan kualitas udara Jakarta.

Posisi pertama di dunia sebagai kota dengan kualitas udara terburuk pada Jumat pagi, 17 Juni 2022.

Lembaga data kualitas udara, IQ Air melalui laman resmi di Jakarta, dilansir ANTARA dikutip ArahKata.com.

Baca Juga: Penyelesaian Sengketa Tanah, Restorative Juctice dan Alternative Dispute Resolution

Mencatat kualitas udara di Jakarta hingga pukul 07.50 WIB mencapai indeks 160.

Adapun indeks kualitas udara berdasarkan standar Amerika Serikat (AQ US) menggolongkan indeks 151 hingga 200 merupakan kategori udara yang tidak sehat.

Konsentrasi "particulate matter" (PM) 2.5 mencapai 14,6 kali lipat di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Khilafatul Muslimin Dirikan Sekolah Hingga Perguruan Tinggi

PM 2.5 merupakan polutan pencemar udara yang paling kecil dan berbahaya bagi kesehatan tubuh.

IQ Air menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker, menghidupkan pemurni udara, menutup jendela dan menghindari aktivitas di luar rumah.

Sebelumnya, pada Rabu 15 Juni kualitas udara Jakarta juga menduduki posisi pertama di dunia dengan indeks kualitas udara tidak sehat mencapai 188 pada pukul 11.00 WIB.

Baca Juga: Kompetensi Tenaga Kerja Hybrid Jadi Tren Pekerja Masa Depan

Sementara itu, pemandangan kabut menyelimuti gedung-gedung pencakar langit di Jakarta pada Jumat pagi mengindikasikan kualitas udara yang buruk di tengah cuaca Ibu Kota yang berawan.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan volume kendaraan yang meningkat dinilai memicu kualitas udara Ibu Kota menjadi buruk.

"Memang Jakarta ini cukup padat. Kendaraan kembali normal, ada peningkatan polusi," kata Riza, Kamis, 16 Juni.

Baca Juga: Berlebihan Main Game Bisa Kurangi Daya Ingat? Ini Kata Ahli Kesehatan

Sedangkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI mencatat pada Rabu, 15 Juni suhu udara yang rendah dan tingkat kelembaban yang tinggi membuat akumulasi polutan sehingga mendorong polusi udara di Ibu Kota.

"Akibatnya polutan pencemar udara terakumulasi di lapisan troposfer," kata Humas DLH DKI Yogi Ikhwan.

Adapun berdasarkan perkiraan BMKG pada Jumat ini suhu udara di DKI Jakarta berada pada kisaran minimum 25 hingga maksimum 32 derajat celsius.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Naik Lagi, Satgas Tegaskan Disiplin Protokol Kesehatan

Untuk tingkat kelembaban udara diperkirakan berada pada rentang minimum 75 hingga 100 persen.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x