Bisa Pengaruhi Masyarakat, Jurnalis Berperan Tangkal Hoaks

- 20 November 2020, 11:49 WIB
Advokat yang juga Pemerhati Publik Togar Situmorang, SH.,MH.,MAP., CLA, saat diwawancara awak media.
Advokat yang juga Pemerhati Publik Togar Situmorang, SH.,MH.,MAP., CLA, saat diwawancara awak media. /Arahkata.com

ARAHKATA - Massif nya penyebaran informasi yang tidak jelas asal usulnya, menjadi penyebab keributan dan saling tuding di masyarakat. Bukan menjadi hal yang mustahil, keributan yang ada di media sosial, berlanjut menjadi baku hantam di dunia nyata. Untuk itu, informasi menjadi penting dalam menangkal berita-berita Hoaks yang terjadi di dunia maya salah satunya peran jurnalis yang diketahui memiliki tanggung jawab profesi dalam in

Peran jurnalis dalam menangkal informasi hoaks sangat penting di tengah masyarakat. Pasalnya, informasi yang dipublikasikan melalui berbagai media, online atau cetak termasuk televisi, bisa sangat mempengaruhi pandangan masyarakat dalam menyimpulkan informasi.

Advokat yang juga Pemerhati Publik Togar Situmorang, SH.,MH.,MAP., CLA, mengatakan, seorang jurnalis diharapkan dapat terus menjaga integritas dan profesionalisme serta lebih hati-hati dan teliti dalam memproduksi informasi. Informasinya harus benar dan sesuai fakta dan kondisi di lapangan.

"Sangat diperlukan seorang jurnalis media online atau cetak dan jurnalis televisi yang lain memegang kode etik, menjaga integritas dan profesionalitasnya. Lakukan konfirmasi sebelum suatu informasi berita ditayangkan agar informasi yang disampaikan adalah informasi yang produktif,” tuturnya kepada awak media, Jum,at (20/11).

Baca Juga: Yuk Intip Spesifikasi dan Harga Oppo A11k yang Murah Meriah!

Panglima Hukum sapaan akrab Togar Situmorang ini menjelaskan, bahwa informasi hoaks dibagi menjadi dua bagian, yaitu Informasi yang bentuknya disinformasi dan misinformasi. Disinformasi adalah suatu informasi yang diproduksi sebagai rekayasa atau sesuatu yang dibuat oleh oknum, seolah-olah peristiwa tersebut terjadi. Sementara itu misinformasi merupakan sebuah peristiwa yang didapatkan dari sumber-sumber yang tidak benar.

“Perbedaan keduanya yaitu disinformasi betul-betul rekayasa. Tetapi jika berbicara misinformasi boleh jadi peristiwa yang disampaikan itu ada, tetapi disampaikan dengan cara tidak benar sehingga merubah makna,” tegas Togar.

Selain itu, Togar juga mengharapkan agar para jurnalis memiliki rasa nasionalisme dan cinta kepada daerah dan bangsa sebagai modal dasar untuk menjaga bahwa informasi yang disampaikan dapat membangun semangat, membangun ekonomi dan budaya bangsa menjadi lebih kokoh dan kuat.

“Kami berharap peran media online maupun cetak atau jurnalis televisi menjadi garda terdepan dalam mewujudkan negara kita Gemilang,” ungkap pria Batak kelahiran Jakarta itu.

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x