APPKSI Meminta Presiden Jokowi Menghapus Pungutan Ekspor CPO

- 7 Juli 2022, 13:04 WIB
Ilustrasi - Petani Sawit
Ilustrasi - Petani Sawit /Ahyar/ARAHKATA

Pekebun juga perlu memanfaatkan harga CPO yang tinggi saat ini untuk mengumpulkan dana untuk sanitasi lokasi dan kegiatan penanaman kembali di masa depan.

Selanjutnya, pemerintahan Jokowi pada 28 April 2022 memberlakukan larangan ekspor minyak sawit mentah dan produk olahannya, yang mengejutkan komunitas global dan dengan cepat menimbulkan reaksi negatif di seluruh dunia.

“Malaysia, yang memasok 25% dari produksi global, tidak mampu mengisi celah yang tersisa dari larangan ekspor Indonesia; karena negara itu masih menghadapi kekurangan tenaga kerja yang parah akibat pembatasan pandemi. Rusia dan Ukraina menyumbang 80% dari pasar minyak bunga matahari global, yang sudah merupakan penurunan mendadak dalam pasokan minyak nabati global karena perang yang sedang berlangsung.,” ungkapnya.

Menurut dia, larangan ekspor Indonesia adalah untuk mengurangi kenaikan harga pangan lokal dan untuk memadamkan kerusuhan lokal. Namun, strategi jangka pendek bisa membawa lebih banyak kerugian daripada kebaikan dalam skala yang lebih besar.

Sebagai permulaan, Indonesia dengan cepat memantapkan dirinya sebagai salah satu pilihan terbaik untuk investasi asing di kawasan Asia Tenggara dan pemindahan ibu kotanya dari Jakarta ke Penajam Paser dan Kutai Kartanegara, telah menarik lebih banyak investasi ke negara ini.

Pergantian tiba-tiba yang tibatiba untuk keluar dari pasokan global, dengan kebijakan flip-flop, dapat mengalihkan investor ke negara-negara dengan kebijakan yang lebih progresif.

Selain itu, dalam jangka panjang, produsen Indonesia tidak akan mampu lagi menjalankan bisnis perkebunan secara berkelanjutan. Mereka tidak mampu membeli pupuk dengan biaya lebih tinggi, dan produksi akan turun lebih jauh dalam waktu 6 bulan.

“Langkah ini dapat menyebabkan kematian pekebun kecil dan produsen perusahaan. Para produsen ini berkontribusi dalam hal pajak dan kesempatan kerja, selain memastikan pasokan CPO ke pasar tetap.,” ucapnya.

Zero-sum game akan memungkinkan produsen Malaysia mengambil alih kuota yang sebelumnya diisi oleh produsen Indonesia, sehingga bisa menggeser Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia.

Juga, dengan melarang komoditas ekspor berpenghasilan tinggi, posisi perdagangan Indonesia akan memburuk dengan cepat.

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x