Kemenkeu: Meski Dihantam Badai Belum Ada PHK Massal di Sektor Tekstil

- 6 November 2022, 11:25 WIB
Suasana kerja di salah satu pabrik tekstil, Majalaya, Kabupaten Bandung.
Suasana kerja di salah satu pabrik tekstil, Majalaya, Kabupaten Bandung. /Engkos Kosasih/Galajabar/

“Jadi, mungkin arah PHK sudah terjadi, tetapi kondisi riil belum terjadi,” ucap Made.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industsri (Kadin) Indonesia Bidang Ketenagakerjaan Adi Mahfudz Wuhadji mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya gelombang PHK. Pertama, krisis ekonomi global yang terjadi karena perang Rusia-Ukraina. Perang dua negara ini berdampak terhadap kondisi rantai pasok.

Baca Juga: Konser Slank Beautiful Smile Indonesia Tour Gagal Digelar di Palembang

“Saat perekonomian global terkontraksi, akan ada dampaknya kepada Indonesia,” kata Adi.

PHK, kata dia, banyak terjadi di sektor manufaktur, karena produknya berorientasi ekspor. Saat terjadi kontraksi perekonomian di negara mitra dagang, seperti Eropa dan Amerika Serikat, order ekspor ke Indonesia turun.

“Dengan turunnya order produk ekspor 30-60%, produksi perusahaan terkait bakal turun,” kata Adi.

Baca Juga: Polri Miliki Bukti Jerat Reza Paten Jadi Tersangka, Kasus Robot Trading Net89

Ketika terjadi penurunan produksi, dia menyatakan, keberlangsungan jumlah tenaga kerja terancam. Sebab, perusahaan harus melakukan efisiensi dan PHK menjadi opsi terakhir bagi pengusaha.

“Sebagai pengusaha, kami menghindari opsi PHK. Persoalannya, perusahaan sudah tidak mampu lagi membayar utang,” kata Adi.

Adi menuturkaan, beberapa sektor yang tertekan antara lain padat karya seperti garmen, sepatu, pakaian, barang jadi, kaos kaki, termasuk otomotif. “Banyak perusahaan yang memakai pekerja outsourcing. Jika sudah pailit, otomatis PHK tidak bisa dielakkan,” ucap Adi.

Halaman:

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x