Kominfo Selidiki Dugaan Data Pelanggan IndiHome Bocor

21 Agustus 2022, 15:37 WIB
Ilustrasi peretasan akun media sosial. /Pixabay/Lars Nissen/

ARAHKATA - Kementerian Komunikasi dan Informatika sedang mendalami dugaan data pelanggan IndiHome bocor dan masuk ke situs gelap.

"Sehubungan dengan informasi dugaan kebocoran data pribadi pelanggan Indihome, PT Telkom Indonesia (Persero), Kementerian Kominfo sedang melakukan pendalaman terhadap dugaan insiden tersebut," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, dalam keterangan resmi, Minggu, 21 Agustus 2022.

Kominfo menyatakan akan segera memanggil manajemen Telkom, selaku perusahaan induk, untuk dimintai keterangan soal insiden ini.

Baca Juga: Rektor Unila Lampung Karomani Jadi Tersangka Kasus Suap Rp5 Miliar

Kominfo juga akan meminta Telkom memberikan informasi langkah apa yang mereka lakukan untuk menindaklanjuti laporan ini.

"Kementerian Kominfo akan segera mengeluarkan rekomendasi teknis untuk peningkatan pelaksanaan pelindungan data pribadi Telkom, dan di saat bersamaan berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)," kata Semuel.

Perwakilan grup Telkom dan IndiHome belum memberikan keterangan kepada ANTARA dikutip ArahKata.com soal dugaan kebocoran data ini.

Baca Juga: Kamaruddin Simanjuntak Trending Twitter, Pengacara Berani Tegaskan Putri Candrawati Tersangka

Beredar informasi di dunia bahwa data histori browsing pengguna layanan internet IndiHome bocor dan diunggah ke situs gelap.

Data yang bocor berjumlah 26.730.798, berukuran 5GB. Data tersebut diperoleh pada Agustus 2022.

Data yang terekspose berupa histori berselancar di internet seperti tanggal, kata kunci, domain, platform, browser dan tautan URL.

Baca Juga: KPK Sebut Laporan Dugaan Korupsi Gibran dan Kaesang Tidak Jelas

Selain itu, informasi pengguna berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), email, nomor ponsel dan jenis kelamin juga bocor.

Dihubungi terpisah, pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya melihat kasus kebocoran data pengguna IndiHome kemungkinan benar. Dia menduga kebocoran ini berasal dari server penyedia layanan.

Alfons menekankan bahwa data histori browsing berbahaya bagi pengguna karena orang yang memahami big data bisa menggunakannya untuk melihat dan memahami (profiling) kebiasaan pengguna.

Baca Juga: KPK Tangkap Tangan Oknum Rektor di Lampung

Data-data tersebut juga berbahaya jika jatuh ke tangan penjahat siber karena mereka mengamati kebiasaan pengguna kemudian merancang aktivitas phishing untuk menipu korban.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler