Moeldoko Murka Adukan Majalah Tempo Edisi “Beking Mobil Listrik Wuling”

28 Desember 2023, 12:21 WIB
Plt Deputi IV KSP Rawanda Wandy Tuturoong bersama Kepala KSP Jenderal TNI Purn. Moeldoko mendatangi Dewan Pers sambil membawa Majalah Tempo yang diadukan di Jakarta/ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti /

 

 

ARAHKATA - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Republik Indonesia Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengadukan Majalah Tempo ke Dewan Pers pada Rabu, 27 Desember 2023.

Moeldoko melaporkan Majalah Tempo edisi daring yang terbit tanggal 24 Desember dan Majalah Tempo edisi cetak 25-31 Desember dengan sampul berjudul “Beking Mobil Listrik Wuling”. 

Tidak hanya itu, sampul majalah tersebut juga memuat ilustrasi wajah Moeldoko yang memegang pengisi daya mobil listrik.

 Baca Juga: Inovasi Sambal Bu Nik Hadirkan Showcase Freezer Demi Kepuasan Pelanggan 

Majalah Tempo edisi itu menyebut Moeldoko diduga mengintervensi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengakomodir alat pengisi baterai mobil listrik yang tidak sesuai standar.

“Saya sungguh tidak terima dengan arogansi jurnalistik dan menurut saya tempo tidak independen,” kata Moeldoko.  

Menurut dia, cara berpikir Majalah Tempo keliru. Pasalnya, dirinya sebagai Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) justru memperjuangkan hak pengguna kendaraan mobil listrik khususnya merek Wuling agar dapat menggunakan kendaraan listrik beserta onderdilnya dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Baca Juga: Nasib Seorang Istri Dipenjara Ulah Keserakahan dan Intimidasi Sang Suami

Dia mengatakan pengajuan SNI untuk pengisi daya tipe GBT merupakan hal yang biasa dan tidak dimaksudkan untuk serta-merta mengganti pengisi daya tipe CCS yang saat ini lebih banyak digunakan.

Oleh karena itu, dia menyayangkan kesimpulan investigasi majalah tersebut yang tendensius menyudutkan dirinya melakukan cawe-cawe dalam salah satu program strategis nasional, yakni pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

“Di dalam opininya mereka, menurut saya sebuah bentuk arogansi jurnalistik bahkan menjurus kepada brutal tendensius dan kehilangan independensinya,” pungkasnya.***

 

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Tags

Terkini

Terpopuler