Geliat Open BO, Kisah Pekerja Seks Komersial Ditengah Pandemi

- 13 Februari 2021, 10:55 WIB
ilustrasi Berhubungan intim
ilustrasi Berhubungan intim /ARAH KATA/Pixabay/ niekverlaan/

Biasanya M melakukan aktivitas hubungan seksual selama paket berlangsung berdurasi 4 jam."Gue kasih waktu segitu karena biasanya ada yang baru nempel udah crot, ada yang lama. Jadi gue bebasin berapa kali crot sebisanya," ungkap perempuan kelahiran Tanggerang itu.

Lain lagi cerita tentang Dee, perempuan asal Depok berusia 33 tahun ini sudah memiliki dua anak. Dee menjanda lama hingga akhirnya menjadi terapis disebuah pondok spa pada bilangan kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Dee mengaku semenjak pandemi Covid-19 dirinya bersama teman-temannya tidak bisa melaksanakan tugas di pondok spa tersebut karena larangan Pemprov DKI Jakarta dan juga demi kesehatan.

Baca Juga: Ini Dampak Berhubungan Seks dengan Pasangan Sambil Nonton Video 'Ena-Ena'

"Sudah hampir setahun tutup tempatnya bang, jadi gak bisa buka disana," ungkap perempuan berambut hitam sepundak tersebut.

Dee menjalani sehariannya sebagai terapis dengan menggunakan aplikasi M, di aplikasi pesan singkat itu dirinya menjajakan dengan memasang tarif Rp 200 ribu untuk sekali pijat. Jika sebelumnya Dee hanya proses memijat saja di pondok spa tempat ia bekerja. Namun, sekarang Dee juga menawarkan terapis kejantanan dan bahkan ada yang meminta berhubungan seksual.

"Kalo cuma mijit 200 ribu, nambah kejantanan jadi 300 ribu. Kalo mau dienakin ya jadi 700 persekali crot," kelakarnya.

Dee mengaku selama pandemi dirinya kesulitan dalam menjalani hidup sebagai terapis. Ia bahkan bersedia ikut dengan tarif long time sebesar Rp 1 juta perhari. Itupun menurutnya, dia pilih-pilih klien terlebih dulu."Pilih-pilih, kalo sreg ya boleh seharian kalo ga ya kita nolak," terangnya.

Baca Juga: Benarkah Jahe Merah Bisa Tingkatkan Gairah Seksual ?

Ia pun dalam operasionalnya, berbagi kamar wisma dengan rekan seprofesinya. Dee menyewa 2 kamar, untuk satu sebagai tempat istirahat dan satunya sebagai tempat praktiknya. tak jarang Dee sepi pelanggan dan merugi karena menyewa kamar dengan biasa sistem bayar ditepat."Saya bayar ditempat aja, resiko nanti DP malah batal mending gini aja," tuturnya.

Sementara itu, semenjak virus Corona menyerang Indonesia dan dunia terjadi peningkatan adanya peralihan dari perempuan yang berusia sekolah hingga ibu rumah tangga. Alasannya logis, mereka mencoba bertahan hidup dengan menjadi pekerja seks komersial melalui online.***

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x