Kronologi Uang Sewa Jet Pribadi Dibeber Saksi, Atas Permintaan Juliari?

- 30 Maret 2021, 12:10 WIB
Sidang kasus korupsi Bansos Corona di PN Tipikor Jakpus.
Sidang kasus korupsi Bansos Corona di PN Tipikor Jakpus. /Restu Fadilah/ARAHKATA

ARAHKATA - Fakta demi fakta terungkap dalam persidangan kasus korupsi pengadaan bantuan sosial (bansos) untuk wilayah Jabodetabek Tahun 2020 dengan terdakwa Harry Van Sibadukke.

Salah satunya adalah soal uang sewa pesawat pribadi oleh mantan Menteri Sosial (Mensos), Juliari Peter Batubara.

Awalnya, Sanjaya, Sopir Mantan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kemensos, Matheus Joko Santoso atau Joko mengaku pernah mentransfer uang sebesar Rp40 juta kepada ajudan Juliari, Eko Budi Santoso. Uang itu dari Joko selaku atasannya.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Dongkrak Investasi di Jatim Hingga 33,8 persen

"Ada kiriman uang dari Joko?" tanya Jaksa KPK.

"Bapak (Matheus Joko Santoso) pernah menyuruh saya mentransfer uang dari rekeneing bapak sendiri, buat ke rekening ajudan menteri," jawab Sanjaya.

Dalam kesaksiannya itu, Sanjaya juga membeberkan bahwa Joko pernah bercerita tentang pemberian uang selanjutnya selain duit Rp40 Juta kepada Juliari melalui ajudannya.

"Selain berikan uang tadi, ada tidak pak Joko berikan uang untuk menteri?" tanya Jaksa.

Baca Juga: Ukuran Mr.P Menciut Akibat Polusi Makin Parah?

"Pernah saat saya antar Bapak pagi-pagi ke Halim, Bapak bilang bawa uang Rp2 miliar untuk Pak Adi," tambah Sanjaya.

Adi Wahyono atau Adi merupakan pejabat pembuat komitmen (PPK) di Kemensos dan juga menyandang status tersangka.

"Bawa uang untuk pak Adi di bandara Halim? Uang untuk apa katanya?" cecar Jaksa.

"Kalau uang untuk apa saya kurang tahu, Pak. Kalo kata pak Joko cerita sih buat sewa pesawat. Dollar sepertinya pak," ujar Sanjaya.

Namun Sanjaya mengaku tidak melihat langsung penyerahan uang tersebut dari tersangka Joko ke Adi.

Baca Juga: Kronologi Mengerikan Mobil Tenaga Kesehatan Diserang di Ethiopia

"Apakah pada saat itu ada perjalanan pak menteri? Ada carter pesawat yang dipakai Kemensos?" tanya Jaksa lagi.

Sanjaya mengaku tidak tahu. Yang jelas saat itu, dirinya hanya mengantarkan Joko. Begitu pun soal siapa yang memerintahkan Joko mengantarkan uang tersebut ke bandara Halim.

"Saya kurang tahu Pak, saya cuma antar pak Joko saja," singkat Sanjaya.

"Apakah saudara tahu pada saat itu ada carter pesawat jet pribadi ke Semarang, Kendal?" tanya Jaksa lagi.

"Kalau carter pesawatnya sih saya tidak tahu Pak," jawab Sanjaya.

Baca Juga: Akhir Kasus Bullying Sunwoo THE BOYZ, Haters Minta Maaf

Jaksa juga bertanya soal ada tidaknya uang selain Rp2 miliar yang diberikan saat itu.

"Misalnya untuk kebutuhan di Lampung, Bali?" tanya Jaksa.

"Tidak tahu pak," jawab Sanjaya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris pribadi Juliari Batubara, Selvy Nurbaety juga mengungkap cara pembayaran uang sewa pesawat pribadi yang digunakan dalam kunjungan kerja Juliari.

Baca Juga: Facebook Semprit Presiden Venezuela, Kenapa?

"Pernah diminta untuk carter pesawat kunjungan kerja ke Kendal, saat itu pembayaran diminta ke Pak Adi lalu Pak Adi minta saya ambil ke ruangannya, ada beberapa orang di sana," kata Selvy.

Setelah mendapatkan uang dari Adi, Selvy memberikan uang tersebut kepada Nando dari Ceojetset untuk pelunasan. Biayanya mencapai Rp300 juta.

Selvy menyebut Juliari beberapa kali meminta dirinya untuk mengurus penyewaan pesawat pribadi, antara lain ke Luwuk Utara, Bali dan Kalimantan Selatan.

"Selain ke Pak Adi saya juga minta ke direktorat Linjamsos (Perlindungan Jaminan Sosial), teknisnya yang atur mereka," ungkap Selvy.

Baca Juga: Hotma Sitompul Tepis Isu Tidak Menggauli Istrinya Selama 8 Tahun

Selvy yang telah menjadi sekretaris pribadi Juliari sejak 2003 saat Juliari menjadi direktur PT Wiraswasta Gemilang Indonesia tersebut menyebut tidak ada nota dinas untuk penyewaan pesawat tersebut.

Pada Sidang, 22 Maret 2021 lalu, Juliari mengaku sering melakukan kunjungan kerja (kunker) ke sejumlah daerah.

Pria yang karib disapa Ari itu pernah melakukan kunker menggunakan mobil hingga pesawat pribadi yang dicarter khusus menggunakan anggaran Kemensos.

"Pernah beberapa kali (pakai pesawat khusus), mungkin sekitar tiga atau empat kali. Yang saya ingat pernah ke Luwu Utara lihat banjir kalau nggak salah, ke Natuna, kemudian ke Bali pernah sekali, ke Semarang pernah, ke Tanah Bumbu dan Malang," jelas Ari kala itu.***

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah