Lentera Anak Dorong Sekolah jadi Agent of Change Penanganan Sampah

- 30 Maret 2021, 20:35 WIB
Mengingat hasil yang baik ini, Lentera Anak sepakat bahwa  program penanganan sampah di sekolah terus berlanjut, dan menyebar ke semua sekolah di seluruh Indonesia.
Mengingat hasil yang baik ini, Lentera Anak sepakat bahwa program penanganan sampah di sekolah terus berlanjut, dan menyebar ke semua sekolah di seluruh Indonesia. /Foto: Lentera Anak

ARAHKATA – Hanya dalam jangka waktu 4 bulan, sebanyak 50 Guru dari 25 sekolah di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, berhasil mempengaruhi 3.000 pihak lainnya untuk membuat perubahan terkait penanganan sampah yang terintegrasi. Hal ini diharapkan bisa menginspirasi para guru dan sekolah lainnya di Indonesia untuk bersama-sama menjadi penggerak penanganan sampah di lingkungan masyarakat.

Kegiatan penanganan sampah yang terintegrasi ini adalah bagian dari Program Gerakan Indonesia Bersih yang dikoordinir Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), untuk mencapai target sampah kelola 100% pada 2025, dengan pengurangan 30% dan penanganan sampah 70%.

Di tahun tersebut juga ditetapkan target masyarakat memilah sampah mencapai 50% untuk semua jenis sampah plastik. Sehingga, pemilahan sampah di sektor hulu berperan penting dalam upaya mendaur ulang sampah dengan prinsip 3R yakni reduce, reuse serta recycle.

Baca Juga: TSE Grup Harus Bertahan Lama di Tanah Papua

Di Toba, Gerakan Indonesia Bersih yang melibatkan 25 sekolah berlangsung selama periode Desember 2020 – Maret 2021. Kegiatan ini bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Toba, atas dukungan PTT Exploration and Production (PTTEP) dan bermitra dengan Lentera Anak, untuk mendukung Toba sebagai daerah wisata super prioritas.

Program yang dikembangkan adalah penanganan sampah yang mengintegrasikan pendidikan (peningkatan kapasitas), sirkular ekonomi masyarakat sebagai bagian dari perubahan perilaku masyarakat, melalui pengembangan dan pemusnahan residu sampah sebagai langkah paling akhir di hilirnya.

Lisda Sundari, Ketua Lentera Anak, menjelaskan pelibatan 25 sekolah di Toba dalam upaya mengedukasi perilaku penanganan sampah sejak usia dini.

“Karena mengubah pola pikir dan perilaku generasi muda dalam penanganan sampah melalui pembiasaan di sekolah itu sangat penting. Apalagi komposisi generasi milennial dan generasi yang lebih muda mencapai lebih dari 41% dari total populasi di Indonesia. Kami percaya edukasi dan pelibatan kaum muda akan berkontribusi signifikan dalam upaya mengurangi sampah secara nasional,” tegas Lisda.

Tantangan persoalan sampah di Indonesia memang sangat besar. Menurut data Kementerian LHK, dalam setahun jumlah timbulan sampah sekitar 67,8 juta ton, dan akan terus bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk.

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x