Politisi asal PKB itu juga meminta agar petugas Puskesmas sering melakukan kontrol terhadap ibu hamil. Begitu juga halnya posyandu dan rumah bersalin harus benar-benar aktif melayani ibu hamil.
Baca Juga: Erick Thohir Bersiap Bubarkan 7 Perusahaan BUMN
Sedangkan untuk daerah terpencil dan pegunungan, Seperti Silo dan Sukorambi, Umi meminta petugas penyuluhan berkolaborasi. Bukan hanya dinas kesehatan saja. Tetapi bisa juga berkolaborasi dengan petugas Kantor Urusan Agama (KUA). Mengingat sekarang KUA memiliki program penyuluhan cara memperbaiki kualitas perempuan agar bisa hidup baik.
"Jika emergency pejabat desa lebih cepat menangani," tuturnya.
Anggota Komisi E DPRD Jatim itu menegaskan, menurunkan kematian bayi juga penting karena ketika di dalam rahim bayi kurang vitamin dan kurang gizi.
Ibu hamil yang stres juga bisa mempengaruhi kondisi bayi dalam rahim. Apalagi saat ini pandemi covid-19 membuat ibu hamil memikirkan masalah ekonomi, dan kesehatan.
Baca Juga: Infrastruktur Hingga Pariwisata jadi Catatan Penting HUT 57 Sulawesi Tenggara
"Pandemi covid-19 dikhawatirkan mempengaruhi mental atau organ ibu hamil," tuturnya.
Terkait tidak meratanya penyebaran dokter spesialis.
Umi Zahrok menilai butuh high cost untuk penempatan dokter spesialis di daerah terpencil. Dirinya sudah menyampaikan keluh kesah terkait tidak meratanya dokter spesialis.
"Dokter umum aja dikeluhkan di daerah pinggiran apalagi spesialis. Makanya negara memberi kemudahan praktek atau mempermudah sertifikasi agar dokter spesialis hadir karena harus ada komitmen. Negara menyekolahkan ketika lulus mau ditempatkan dimana saja," pintanya.