ARAHKATA.COM - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto minta Pemerintah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program pembauran energi baru terbarukan dalam bentuk pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).
Sebaiknya Pemerintah tidak memaksakan diri membangun PLTSa di 12 kota jika program tersebut dinilai tidak efektif dan sulit direalisasikan. Pemerintah dapat memaksimalkan upaya lain dalam mengejar realisasi target bauran energi baru terbarukan.
"Pemerintah tidak perlu memaksakan diri. Karena persoalan tipping fee dan subsisidi atas biaya pokok produksi listrik dapat menguras keuangan daerah atau tambahan pengeluaran untuk APBN.
Baca Juga: Menangi Pilpres Amerika, Pemuda Minang Ini Akan Kirimi Joe Biden Rendang Spesial
Operasi PLTSa ini kan pengeluaran bukan untuk satu dua tahun tahun, tapi kontrak jangka panjang. Apalagi di tengah pandemi Covid-19, yang menuntut kerja fokus kita. Kita perlu memfokuskan anggaran pemerintah untuk penanggulangan pandemi yang mendesak ini," ujar Mulyanto.
Mulyanto menilai program pembangunan PLTSa saat ini belum terlalu mendesak. Apalagi untuk kota-kota di Jawa saat ini pasokan listrik PLN sudah surplus. Tidak ada keperluan untuk penambahan pembangkit baru, apalagi dari sumber yang tidak efisien.
Mulyanto melihat pembangunan PLTSa ini perlu dikaji lebih komprehensif, tidak sekedar gagah-gagahan, bahwa konsep inovasi ini mampu mensinergikan dan mengubah sampah menjadi listrik.
Baca Juga: Calon Pengganti Jenderal Idham Azis Diharapkan Seperti Mantan Kapolri Hoegeng
"Secara teknologi, itu ide yang bagus. Namun penerapannya harus tepat baik secara teritorial maupun tekno-ekonomi," tegas Mulyanto.