Gus Yahya: PPP Gagal Masuk Senayan Pertama Kalinya dalam Sejarah Politik Nasional

23 Maret 2024, 13:08 WIB
Tangkapan layar - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf Dalam Konferensi Pers Yang Diikuti Secara Daring di Kanal YouTube TV NU di Jakarta /ANTARA

ARAHKATA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya sayangkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang gagal lolos ke Senayan untuk pertama kalinya. 

PPP sudah dipastikan gagal lolos ke Senayan setelah partai berlambang Ka'bah tersebut tidak mampu mencapai parlementary threshold atau ambang batas parlemen 4 persen pada Pemilu 2024. Jajaran PPP pun langsung bereaksi atas hasil yang mengejutkan mereka.  

PPP berencana menguggat penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu ke Mahkamah Konstitusi dalam gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU). 

Baca Juga: Polisi Ungkap 1.047 Mahasiswa Korban TPPO Berkedok Program Magang Kerja ke Jerman  

Kegagalan PPP menembus kursi DPR RI merupakan sebuah ironi, sebab ini pertama kali terjadi sejak partai berideologi Islam itu berkiprah di pentas politik nasional.  

Dilansir laman partai,  PPP dibentuk pada 5 Januari 1973, yang merupakan hasil fusi atau penyatuan 4 partai Islam yang ada pada saat itu, yakni Partai Nahdlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), dan Partai Islam Perti.

Kabar tidak lolosnya PPP ke Senayan menyayangkan banyak pihak, tak terkecuali Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya yang masih berharap PPP ada di Senayan.  

Baca Juga: Waspada Penipuan Catut Nama BPKP Merugikan Masyarakat 

Gus Yahya menyadari lolos tidaknya partai politik meraih kursi DPR RI diatur dengan ketentuan dan parameter yang jelas, yakni dukungan rakyat pada saat pemilu.  Ia meminta jajaran PPP apabila keberatan dengan hasil penetapan, bisa menggugatnya sesuai aturan yang berlaku. 

"Ada kemungkinan hasilnya ada bias, kesalahan dan lain-lain, dan nanti itu diproses jalur semestinya sengketa di MK dan sebagainya," kata Gus Yahya dalam jumpa pers, Kamis, 21 Maret 2024.

"Mudah-mudahan ini memang karena adanya bias dan kesalahan, karena kekurangan tipis sekali.

Baca Juga: AEON Mall Deltamas Sambut Ramadan Gelar Syukuran Santuni Anak Yatim Piatu

 Kalau pun tidak ya gimana lagi, itu suara rakyat, ada yang bilang suara rakyat suara Tuhan, itu berarti hasil pemilu takdir Allah," sambungnya 

Kendati demikian, menurut Gus Yahya, kegagalan PPP hanya di DPR RI.  Sementara PPP tetap memiliki wakil-wakil rakyat di DPRD.  

"Kalaupun tidak masuk threshold Senayan, di daerah tetap punya wakil-wakil di DPRD daerah dan bisa berjuang di pemilu mendatang pada dasarnya kepercayaan rakyat," tegasnya.   Sebelumnya, Partai Persatuan Pembangunan atau PPP, gagal bertahan di DPR RI pada Pemilu 2024.  

 Baca Juga: Mahkamah Konstitusi Putuskan Hapus Pasal Pencemaran Nama Baik dan Berita Bohong

Setelah total suara hasil rekapitulasi berjenjang oleh Komisi Pemilihan Umum atau KPU, tidak mencapai ambang batas parlemen sebesar 4 persen. 

Begitu juga dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dipimpin Ketua Umum Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi, masih belum mampu mencapai parliamentary threshold atau PT 4 persen.   

Dari hasil rekapitulasi suara Pemilu  2024 oleh KPU RI, PPP mendapatkan 5.878.777 suara atau 3,87 persen.  Sedangkan PSI hanya mampu meraup 4.260.169 atau 2,81 persen.***

 

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Tags

Terkini

Terpopuler