Baca Juga: Google Tawarkan Pinjaman Senilai Rp29 Miliar untuk UKM
Tapi, jika kita belajar agama lalu menjadi pemarah, anti pemerintah, dan mengkafirkan orang di luar kelompoknya, maka di situlah berarti kita telah belajar dengan guru yang salah.
"Kalau belajarnya seperti itu, sebaiknya distop, jangan ikuti lagi karena kita bisa terpapar radikalisme dan bahkan aksi terorisme," tegas Ken.
Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda bukan untuk saling menyalahkan, bahkan bukan untuk saling menjatuhkan, tetapi untuk saling mengenal dan saling melengkapi satu sama lain.
Baca Juga: Ditangkap Narkoba, Gary Iskak Dibawa ke Polda Jabar
Ken mengibaratkan, seperti pelangi, yang berbeda-beda warna dan saling berdampingan, maka akan terlihat menjadi Indah.
"Misalnya, Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Tuhan itu satu, sama dengan tauhid dalam Islam, diperjelas dalam Bhinneka Tunggal Ika, walaupun beda agama, suku, ras, tapi Tuhan kita satu, Tuhan kita sama, hanya berbeda menyebut-Nya dan berbeda cara ibadahnya," ujar Ken lagi menyontohkan.
Di akhir pemaparannya, Ken mengungkapkan, saat ini paham radikalisme mengatasnamakan agama sudah berkembang pesat.
Baca Juga: Densus 88 Tangkap Mahasiswa Terduga Teroris Pendukung ISIS
Hal ini dikarenakan memang belum ada regulasi (payung hukum) yang melarang ajaran atau paham yang bertentangan terhadap ideologi Pancasila.