Tahun Baru Imlek, China Mulai Dipadati Wisatawan

16 Februari 2021, 21:43 WIB
Tembok China salah satu keajaiban dunia yang berada di negara China /pixabay/

ARAHKATA - Virus corona (Covid-19) terdeteksi pertama kali di Wuhan, China pada Desember 2019. Akibatnya, China menjadi salah satu negara yang paling dihindari oleh wisatawan, terlebih wisatawan asing.

Covid -19 membuat dunia pariwisata di China sangat terpukul. Hal tersebut mengakibatkan kunjungan ke lokasi wisata menurun drastis dibandingkan sebelumnya.

Pada 2020, lokasi wisata banyak yang ditutup karena khawatir penyebaran Covid-19. Kini, tempat-tempat wisata di negeri tirai bambu ini dibuka kembali.

Baca Juga: Jadi Trending Topic, 5 Lokasi Wisata Terkenal di Myanmar

Pada 2021, China mulai menunjukkan geliat di dunia pariwisata. Meski belum pulih sepenuhnya, wisatawan mulai berani berkunjung. Apalagi saat Tahun Baru Imlek 2021.

Arahkata.com melansir dari The Star, Selasa 16 Februari 2021, turis berbondong-bondong kembali ke tempat-tempat wisata utama di Beijing. Jumlah pengunjung selama tiga hari pertama liburan Festival Musim Semi naik kembali ke 91 persen dari level 2019.

Tindakan pencegahan Covid-19 benar-benar diterapkan. Wistawan diminta untuk mematuhi protokol kesehatan.

Dalam laporan Biro Kebudayaan dan Pariwisata Kota Beijing, diketahui 147 tempat wisata utama kota itu dikunjungi sekitar 2,76 juta kunjungan antara 11 dan 13 Februari 2021. Dengan aktivitas tertinggi, di Jalan perbelanjaan Wangfujing menduduki puncak grafik dengan 360.000 kedatangan turis.

Baca Juga: China dan Malaysia Buat Peraturan Khusus Mudik di Tahun Baru Imlek

Pendapatan dari tempat-tempat ini meningkat 1,6 kali lipat dari periode yang sama pada 2019. Destinasi populer lainnya dalam hal jumlah pengunjung termasuk Jalan Qianmen, yang terletak didekat Lapangan Tian'anmen, alun-alun perbelanjaan di pinggiran kota Distrik Changping dan Jalur Nanluoguxiang, yang terkenal dengan halaman segi empat

Pemerintah China telah meminta tempat-tempat wisata untuk membatasi kapasitas wisatawan hingga 50 persen selama liburan tujuh hari. Juga mempromosikan pemesanan di muka dan perjalanan off-peak dalam upaya untuk mengurangi risiko infeksi.***

Editor: Mohammad Irawan

Tags

Terkini

Terpopuler