Lonjakan COVID-19 di Jatim Cenderung dari Keluarga, Ini Penyebabnya

15 Juli 2021, 15:07 WIB
Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, Kusnadi /Arahkata/

ARAHKATA - Fenomena peningkatan penularan COVID-19 bukan mayoritas dari klaster kerumunan, karena dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat mobilitas dan kerumunan sudah menurun.

Tetapi saat ini yang banyak justru klaster dari keluarga.

Menurut Ketua DPRD Jawa Timur (Jatim), Kusnadi, hasil evaluasi pelaksanaan PPKM selama sepekan, pola ini tidak mencegah terhadap klaster di lingkungan keluarga.

Baca Juga: Oksigen Langka, Bali Towerindo Bantu Puluhan Tabung untuk Kota Depok

Hal ini terlihat terus meningkatnya angka COVID-19 di grafik penambahan kasus di Jatim

"Apakah dengan itu kemudian penurunannya signifikan terhadap kasus COVID-19? tidak. Trenya malah lebih naik dan semakin kelihatan bahwa terjadinya peningkatan itu klasternya bukan kerumunan, tapi keluarga," tuturnya.

Berdasarkan data laman infocovid19.jatimprov.go.id, per tanggal 14 Juli 2021, kasus aktif Covid-19 di Jawa Timur telah mencapai 24.722 kasus. Dari jumlah tersebut, yang mendominasi adalah klaster di lingkungan keluarga.

Baca Juga: COVID-19 Mengganas, Begini Cara Pakai Masker Dobel yang Efektif

Dengan adanya fenomena ini, pemerintah harus dapat mencari solusi efektif untuk menekan kasus pada klaster keluarga.

Mengingat beberapa kasus kematian COVID-19 juga terjadi dalam satu lingkungan keluarga.

"Sekarang ini mulai nampak jelas, suami atau istrinya meninggal, beberapa hari kemudian istri atau suaminya yang meninggal. Ini dari sisi suami istri, belum lagi terus kemudian anaknya juga mengikuti. Nah, inikan sudah klaster keluarga," ungkapnya

Baca Juga: Twitter Hapus Fitur Fleets Agustus Mendatang

Satgas pencegahan COVID-19 harus mencari pola pendekatan untuk menekan klaster keluarga. Tentu pendekatannya harus berbeda dengan pencegahan klaster kerumunan dengan mengurangi mobilitas penduduk.

"Jadi cara pendekatannya juga harus berbeda, kalau kemarin kan (mendominasi) klaster kerumunan," pungkas Kusnadi.

Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK), Andriyanto menilai bahwa saat ini PPKM Darurat belum bisa menekan kasus terkonfirmasi COVID-19.

Baca Juga: Filipina Larang Masuknya Wisatawan Indonesia

Bahkan jumlah penambahan kasusnya tingkat nasional sangat tinggi. Dimana Per 14 Juli 2021 ada 54.517 kasus. Kasus meninggal karena COVID-19 bertambah 991 jiwa.

Sedangkan berdasarkan laporan Komite Penanganan COVID-19 Nasional dalam Covid19.go.id per tanggal 14 Juli 2021 tercatat jumlah kasus terkonfirmasi positif di Jawa Timur sebanyak 203.372 kasus (7,6% kontribusi nasional), dengan 17.794 kasus pada anak-anak (di bawah usia 18 tahun).

Dimana dari 203.372 kasus positif di Jawa Timur tersebut, terdapat 14.445 jiwa yang meninggal dunia, dan jumlah jiwa yang meninggal tersebut 84 jiwa anak-anak (43 anak usia 0-5 tahun, 41 anak usia 6–18 tahun).

Baca Juga: Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Positif COVID-19

Andriyanto menyebut bahwa kejadian lonjakan kasus COVID-19 di Jawa Timur ini banyak terjadi pada klaster keluarga. Pada klaster ini penyebarannya berasal dari anggota keluarga atau orang yang tinggal serumah.

"Biasanya, penyebaran berawal dari seseorang yang sudah lebih dahulu tertular lalu menularkannya pada anggota keluarga lain," ungkapnya.

Andriyanto membeberkan beberapa faktor yang menyebabkan klaster keluarga semakin masif karena orang tua membiarkan anak-anak bermain bersama di lingkungan komplek atau perumahan tanpa protokol kesehatan.

Baca Juga: Buruan Daftar Lomba Cerita Wastra Kaltim Sudah Dibuka!

"Kegiatan berkumpul warga pun menjadi cara virus corona menyebar dari satu orang yang terinfeksi ke orang lain dengan mudah. Sebab, biasanya saat warga sudah berkumpul, jaga jarak sulit sekali diterapkan," paparnya.

Selain itu, orang tua melakukan liburan, piknik atau jalan-jalan ke tempat publik yang ramai. Tentunya hal ini dapat meningkatkan risiko klaster keluarga bisa terjadi.

"Anggota keluarga berpotensi membawa virus saat kembali ke lingkungan rumah atau warga," terangnya

Andriyanto meminta para orang tua agar dapat melindungi anak-anaknya.

Baca Juga: Kaltim Jadikan Wastra Sebagai Pengenalan Nusantara Budaya

Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari klaster keluarga virus corona, antara lain yakni menerrapkan protokol kesehatan COVID-19, meskipun di dalam rumah.

Apalagi kalau ada keluarga yang baru beraktivitas di ruang publik.

Upaya lain adalah memastikan sirkulasi udara di dalam rumah berjalan dengan baik, dengan cara sering membuka jendela maupun pintu agar udara bisa bergantian.

"Walaupun sesama anggota keluarga, durasi dalam berinteraksi juga sebaiknya dibatasi termasuk tetap melakukan physical distancing. Menggunakan alat makan yang berbeda dan segera cuci alat makan setelah menggunakannya," pintanya.

Baca Juga: Diskominfo Kaltim Berdayakan SDM Lokal dalam Berkarya Lewat TV Digital

Menurutnya, cara efektif lainnya yang mudah dilakukan adalah untuk menerapkan gaya hidup sehat agar tidak mudah terserang virus, termasuk berolahraga dan mengonsumsi makanan serta minuman sehat.

"Mari jaga diri kita, anak kita dan keluarga kita dari penyebaran COVID-19 yang berbahaya ini," pungkasnya.***

Editor: Tia Martiana

Tags

Terkini

Terpopuler