Pendiri Komunitas Ngobrol Pintar Mengaku Bangga Punya Bupati dan Wabup Deno-Madur

- 25 November 2020, 17:10 WIB
Dr. Yustina Ndung
Dr. Yustina Ndung / YouTube Channel Media Deno-Madur/Yohannes Marto/Foto: YouTube Channel Media Deno-Madur/Yohannes Marto

ARAHKATA - Pendiri Komunitas Ngobrol Pintar (Ngopi), Dr. Yustina Ndung mengaku Bangga Punya Bupati dan Wabup Deno-Madur. Hal itu diungkapkan oleh Yustina Ndung dalam orasi politiknya di rumah adat Gendang Mena, Kelurahan Wali, Kecamatan Langke Rembong, 23 November 2020.

Akademisi asal Manggarai yang mengabdi di Malang itu menilai Pasangan Calon (Paslon) petahana Dr. Deno Kamelus, SH., MH dan Drs. Victor Madur atau paket Deno-Madur dinilai masih pantas menduduki posisi Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Deno-Madur adalah paslon yang sangat patut menduduki pimpinan daerah Manggarai sebagai Bupati dan Wakil Bupati, “Mengapa demikian? Debat publik. Saya di Malang nonton bareng dengan mahasiswa. Saya punya komunitas ngobrol pintar (Ngopi). Bukan kopi perubahan yang ada di sini, tetapi ngobrol pintar. Dan itu saya sudah bentuk beberapa tahun yang lalu. Kami nonton bagaimana gagasan itu digulirkan oleh paket Deno-Madur. Kami bangga punya Bupati Deno-Madur. Kenapa? Seorang pimpinan daerah bergerak, bertindak berdasarkan regulasi. Berdasarkan aturan. Ada nomenklaturnya,” ungkap Yustina seperti yang termuat di chanel YouTube Media Deno-Madur.

Baca Juga: Paket DM Optimis Raih Perolehan Suara Tertinggi di Pilkada Manggarai

Selain itu, pada acara yang digelar bersama dengan Komunitas Ibu-ibu Pemilih Cerdas (Kipas) untuk memenangkan paket Deno-Madur di Pilkada Manggarai 2020, di di rumah adat Gendang Mena, Yustina Ndung juga mengungkapkan bahwa diinya merasa terpanggil untuk ikut terlibat dalam Pilkada Manggarai. Jauh-jauh datang dari Malang, Yustina Ndung dengan tegas menyatakan sikap politinya untuk medukung paket Deno-Madur.

“Saya baru datang dalam minggu ini. Hati saya sejak dulu tidak berubah. Hanya satu pilihan, nomor 1 Deno-Madur di tanggal 09 Desember. Selama ini saya hanya menghubungi semuanya lewat telepon, lewat media sosial. Dalam minggu ini saya hadir secara fisik setelah virus ini agak sedikit mereda,” ungkap Yustina.

Panggilan hati seorang akademisi asal Manggarai itu untuk teribat dalam perhelatan politik Pilkada Manggarai tahun 2020, lantaran banyaknya persepsi negatif dan informasi HOAKS mewarnai dinamika Pilkada Manggarai. Sebagai seorang Dosen mata kuliah ilmu politik, hal tersebut menurutnya sangat mencedrai citra demokrasi, khususnya di Kabupaten Manggarai.

Baca Juga: Ridwan Kamil Berharap TNI-Polri Jaga Netralitas di Pilkada Serentak 2020

“Mengapa sebenarnya saya hadir?, Terlalu banyak persepsi-persepsi yang salah. Terlalu banyak berita-berita bohong yang diberikan kepada masyarakat. Saya sebagai anak tanah Manggarai yang mengajar tentang politik, mengajar tentang bagaimana orang berdemokrasi merasa sakit hati. Saya sakit hati. Kenapa orang tua saya, kenapa masyarakat Manggarai, kenapa anak muda kami diberikan, dicekoki dengan cara pandang yang salah,” ungkapnya, kesal.

Dalam video berdurasi 16 menit 21 detik itu, Yustina Ndung menjelaskan persepsi yang dimaksudkan adalah, pertama, terkait sikap yang meragukan 16 penghargaan yang dialamatkan kepada paslon Deno-Madur oleh pemerintah.

Yustina menjelaskan bahwa untuk mendapatkan sejumlah penghargaan itu bukanlah perkara mudah, “Ada sekian indikator, ada sekian tolak ukur, ada sekian pertimbangan-timbangan yang diberikan oleh pemerintah untuk bisa mengeluarkan sebuah penghargaan,” jelasnya.

Baca Juga: Turun Langsung di Medan, AHY: Kalahkan Mantu Jokowi!

Sejumlah penghargaan itu hanya dikeluarkan oleh pemerintah sebagai pihak yang berwenang.

Karena itu, Yustina menegaskan bahwa jika ada pihak yang tidak mengakui penghargaan itu berarti ikut melecehkan lembaga pemerintah. Karena penghargaan itu diberikan oleh pemerintah pusat kepada Pemda Manggarai pada masa kepemimpin Deno-Madur. Alumni PMKRI Cabang Ruteng itu menambahkan penghargaan yang diperolah Pemda Manggarai itu merupakan bukti keberhasilan berkad kinerja baik Deno-Madur selama 5 tahun.

“Jangan lupa itu. Sehingga kepada saudara-saudara saya yang mungkin selama ini menyampaikan berita demikian. Jangan lupa, kalian sedang melecehkan pemerintah Indonesia yang memberikan penghargaan itu kepada Deno-Madur,” tegasnya.

Baca Juga: P2G Sampaikan Tujuh Pekerjaan Besar Menteri Nadiem Terkait Guru Indonesia

Cara pandang salah kedua menurut Yustina, adalah terkait pernyataan gagal yang diwacanakan oleh mantan Sekretasris Daerah Manggarai, “Yang kedua, ada lagi yang mengatakan kalau pemerintah Deno-Madur gagal. Dan itu kemukakan oleh seorang mantan Sekretaris Daerah. Saya kaget luar biasa. Saya kaget sehingga saya tulis di media sosial. Saya kaget karena pernyataan ini disampaikan oleh mantan Sekda. Karena saya tahu teorinya dan saya ajar tentang itu bahwa Sekda adalah pimpinan tertinggi birokrasi. Ada dua jabatan, jabatan politik dan jabatan karir. Sekda adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pemerintah daerah,” tegasnya.

Cara pandang salah ketiga yang dikritik Yustina adalah terkait pernyataan bahwa Deno-Madur tidak berbuat. Menurunya, peryataan tersebut justru tidak sesuai dengan kondisi kemajuan daerah Manggarai, “Saya, kalau orang mengatakan kapan keliling Manggarai, saya tidak beritahu tapi saya adalah orang yang tukang jalan keliling Manggarai. Kemarin saya ada di Satarmese tanggal 20 dan 21. Saya tempuh begitu cepat. Jalan sudah bagus sampai di pelosok-pelosok, yang dulu 2010, 2015, saya setengah mati menempuh tempat itu. Kemarin dengan begitu cepat dan begitu lancar, mobil kecilpun bisa sampai di kampung-kampung,” ujarnya.

Dalam video di akun YouTube Media Deno-Madur itu, Yustina menjelaskan bahwa frame “gagal dan “tidak berbuat” yang ditujukan kepada paslon Deno-Madur terkesan dipolitisir untuk kepentingan Pilkada. Karena itu, Yustina meminta semua pihak agar bersikap jujur, amanah, sportif, berjiwa besar dan memiliki keteladanan rendah hati dalam menyikapi dinamika Pilkada Manggarai, “Siapapun kalau diberikan dua periode dia akan lanjutkan dan habiskan, tuntaskan semua itu,” tambahnya.

Baca Juga: Netizen Heboh Anies Unggah Foto Baca Buku

Akademisi permpuan asal manggarai itu bahkan mengkritik siakp anggota dewan yang akhir-akhir ini getol mengkritik pemerintahan Deno-Madur. Menurutnya, hubungan legislatif bersama Pemda adalah mitra, “Saya omong bukan karena saya kampanye. Tidak. Ini adalah ilmunya. Yang saya cerita adalah ilmunya. Semuanya bertanggung jawab. Sehingga tidak bisa kita menjadi Pilatus hanya untuk kepentingan sesaat untuk kepentingan politik,” ujarnya.

Yustina mengharapkan agar perbedaan pilihan tidak menghambat langkah untuk tetap mengedepankan pendidikan politik kepada masyarakat Manggarai, “Beda pilihan itu biasa. Tapi mari kita memberikan pencerahan dan pendidikan kepada Masyarakat yang menanggap lurus. Jangan bengkok,” tutup Yustina.***

Editor: Ahmad Ahyar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x