"Jadi tidak ada lagi kendala pemasaran, perusahan akan membuat keju spesialis atau artisan untuk diekspor ke Filipina, Jepang, sementara kebutuhan dalam negeri di Jawa dan Bali," bebernya.
Oleh karena itu, Senin 22 Februari 2021 ini, pihaknya melakukan survei detail dan identifikasi lapangan sebagai langkah awal investasi ini. Sebab, tahun ini pengembangan sapi perah akan dimulai. Pihaknya akan mendata petani yang pernah mengikuti pelatihan dan siap berpartisipasi dalam kegiatan ini, termasuk menanyakan berapa jumlah sapi perah yang mau dikembangkan oleh masyarakat.
Baca Juga: Polres Sinjai akan Tindak Tegas Kendaraan yang Menggunakan Knalpot Racing
"Selama dua minggu ke depan, kami akan melakukan identifikasi di Sinjai Barat, tapi kalau melihat potensi Sinjai Barat, bisa 2 ribu sampai 3 ribu ekor sapi perah, bisa dikembangkan," bebernya.
Sementara itu, mantan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sinjai, Aminuddin Zainuddin yang turut mendampingi investor menyebut, pengembangan sapi perah memberi multi efek. Mulai dari peternak yang memberikan dampak kesejahteraan, termasuk masyarakat yang mengkonsumsi susu menjadi sehat.
Rencananya, investor akan menanam investasi sebanyak 500 ekor sapi perah di Desa Barania. Sehingga ke depan, bukan hanya susu sinjai yang akan dihasilkan, melainkan diolah menjadi keju, mentega, dan sebagainya yang bisa dinikmati masyarakat luas.
Baca Juga: Bupati ASA Curhat ke Menteri KKP RI, Nelayan Sinjai Bakal Terima Bantuan
"Makanya sekitar 3 orang anggotanya tinggal melakukan survei, door to door ke petani, sehingga petani yang menerima sapi punya kesiapan memelihara. Namanya juga orang menanam investasi, maka untung ruginya dihitung betul," kuncinya.***