Mayora Masuk 5 Besar Penyampah Menurut Survei Terbaru BRUIN

- 12 Januari 2024, 09:18 WIB
Hasil survei plastik nasional BRUIN menunjukkan peringkat pertama PT Mayora.
Hasil survei plastik nasional BRUIN menunjukkan peringkat pertama PT Mayora. /Dok BRIUN/Wijaya/ARAHKATA

Terkait adanya produsen yang memproduksi galon plastik sekali pakai, Kholid mengatakan sebagai solusinya adalah harus menggunakan bahan berdaur ulang dalam artian masyarakat harus menggunakan produk-produk bisa digunakan Kembali.

Kholid mempertanyakan dengan gencarnya pemerintah memerangi polusi plastik dengan memikirkan berbagai solusi kenapa muncul produk galon sekali pakai. Sementara, galon sekali pakai menimbulkan banyak masalah.

Baca Juga: Dokter Paru Ungkap Paru Bocor Disebabkan Rokok Elektronik

“Galon sekali pakai akan menimbulkan masalah baru karena pasti ada sampah dimana-mana, terutama sampah yang dihasilkan dari daerah-daerah yang belum ada layanan pengelolaan sampah” ujar Kholid

Kholid mengatakan, di Indonesia sendiri hanya 35% penduduk yang mendapatkan layanan tata Kelola sampah dan itu pun kebanyakan menyasar di daerah perkotaan atau metropolis, sedangkan daerah-daerah terpencil di luar Jawa apalagi daerah di Indonesia Timur yang 65% masyarakatnya belum terlayani tata Kelola sampah. 

Hal itu mendorong masyarakat akan cenderung salah dalam mengelola sampahnya sehingga Masyarakat yang membuang sampah di Sungai bahkan bahkan dibakar yang tentu saja akan menimbulkan berbagai polusi.

Baca Juga: Dukung Pemberantasan Korupsi, Kepala BPKP Terima Penghargaan dari Kejaksaan Agung

Hadir dalam konferensi pers antara lain Prof. Dr. H. Suparto Wijoyo, SH, M.Hum, Guru Besar Ilmu Hukum Lingkungan Administrasi Universitas Airlangga, M. Kholid Basyaiban, SH., Koordinator Sensus Sampah Plastik, Amiruddin Muttaqin, M.Si. Personil ESP dan Kolaborator Sensus Sampah Plastik, dan M. Alaika Rahmatullah, S.Si, Founder Environmental Green Society.

Sensus Sampah Plastik ini adalah audit sampah plastik di perairan yang pertama kali dilakukan di jumlah titik terbanyak di Indonesia, yakni di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat.

Penelitian dilakukan.dengan metode yang variatif dan lengkap, sehingga menjadi penelitian sampah yang paling komprehensif di Indonesia. Sensus Sampah Plastik dilakukan di periode Maret 2022 hingga November 2023, dengan melibatkan 270 relawan dari 38 komunitas/kampus.***

Halaman:

Editor: Wijaya Kusnaryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x