Simak! 5 Jenis Makanan Ini Harus Dihindari untuk Cegah COVID-19 Omicron

- 6 Maret 2022, 20:54 WIB
Ilustrasi daging olahan.
Ilustrasi daging olahan. /Pixabay.com/RitaE/

ARAHKATA - Kasus COVID-19 belum usai melanda dunia termasuk Indonesia. Apalagi semenjak munculnya varian Omicron yang membuat kasus semakin tinggi.

Varian Omicron terkenal dengan gejalanya yang ringan tidak seperti varian lainnya. Sebagian besar pasien Omicron mengeluhkan gejala flu, batuk hingga sakit tenggorokan.

Namun, ternyata ada pula gejala lain yang kerap dirasakan oleh pasien Omicron.

Baca Juga: Jatuh Cinta dengan Nasi Goreng Indonesia, Tom Holland: Makanan Terenak di Dunia

Pihak National Health Service (NHS) mengungkapkan bahwa gejala lain yang mungkin dirasakan oleh pasien Omicron adalah hilangnya nafsu makan.

Dengan begitu, asupan makanan yang diperlukan tubuh akan berkurang dan menghambat pemulihan pada pasien.

Meskipun gejala varian Omicron tergolong ringan, namun menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh penting dilakukan. Salah satunya harus menjaga asupan makanan yang dikonsumsi.

Baca Juga: 4 Makanan Ini Bisa Jaga Imun Tubuh Menurut Dokter Zaidul Akbar

Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko terinfeksi Omicron maka sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan berikut karena bisa menyebabkan peradangan.

Dikutip Arahkata, Minggu 6 Maret 2022, berikut deretan makanan yang harus dihindari, untuk mencegah terpaparnya varian Omicron.

1. Gula dan sirup jagung

Gula dan sirup jagung merupakan salah satu makanan yang bisa membuat orang rentan terkena Omicron, sebab dapat memicu peradangan.

Baca Juga: Cari Tau! Perbedaan Sakit Kepala Omicron dengan Biasa hingga Cara Atasinya

Tak hanya itu, sebuah penelitian bahkan mengungkapkan bahwa gula bisa meningkatkan pengembangan kanker payudara yang menyebar ke paru-paru.

Selain itu, gula dan makanan lain yang mengandung fruktosa bisa meningkatkan risiko terkena obesitas, resistensi insulin, diabetes, hati berlemak, kanker, dan penyakit ginjal.

Gula mengandung 50 persen glukosa dan fruktosa, sedangkan sirup jagung mengandung fruktosa setinggi 45 persen dan glukosa 55 persen.

Baca Juga: Intip! Makanan Ini Bisa Disantap untuk Temani Malam Tahun Baru

2. Lemak trans

Lemak trans adalah lemak buatan yang paling tidak sehat dan sering ditemui di dalam makanan.

Lemak ini dibuat dengan menambahkan hidrogen ke lemak tak jenuh untuk memberi mereka stabilitas lemak yang lebih padat.

Lemak trans terbukti bisa menyebabkan peradangan dan meningkatkan risiko penyakit, termasuk Omicron.

Baca Juga: Musim Pancaroba, 7 Makanan Ini Bisa Cegah Pilek

Lemak ini bisa menurunkan kolesterol baik dan merusak fungsi sel endotel yang melapisi arteri.

Makanan tinggi lemak trans terdapat pada kentang goreng dan makanan cepat saji lainnya, popcorn, margarin dan mentega nabati, kue kering kemasan, dan semua makanan olahan yang mengandung minyak sayur terhidrogenasi.

3. Karbohidrat olahan

Tidak semua karbohidrat akan menyebabkan masalah dalam tubuh. Namun, karbohidrat olahan sudah kehilangan sebagian besar serat yang sangat penting bagi tubuh.

Baca Juga: Intip! Makanan Ini Penyebab Perut Kembung

Karbohidrat olahan bisa ditemukan dalam permen, roti, pasta, kue kering, beberapa sereal, minuman main, dan semua makanan yang mengandung tambahan gula dan tepung.

Karbohidrat ini diproses secara tidak sehat sehingga bisa meningkatkan kadar gula dara dan meningkatkan peradangan yang bisa menyebabkan berbagai macam penyakit.

4. Daging olahan

Mengonsumsi daging bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, kanker perut, dan kanker usus besar.

Baca Juga: Girls Simak! Makanan Ini Bisa Hilangkan Jerawat

Jenis daging yang harus dihindari adalah daging olahan seperti sosis, bacon, ham, daging asap, dan sebagainya.

Daging olahan mengandung lebih banyak produk akhir glikasi (AGEs) daripada daging lainnya.

AGEs dibentuk dengan memasak daging dan beberapa makanan lainnya dengan suhu tinggi, sehingga bisa menyebabkan peradangan.

Baca Juga: Yuk Atasi Gejala Depresi dengan Makanan Ini

5. Minyak nabati

Beberapa ilmuwan percaya bahwa minyak nabati tertentu seperti minyak kedelai, bisa meningkatkan peradangan karena mengandung asam lemak omega-6 yang sangat tinggi. Meski begitu, beberapa jenis diet menggunakan lemak omega-6.

Para profesional kesehatan merekomendasikan makanan dengan jumlah omega-3 yang lebih banyak seperti lemak ikan.

Bukan tanpa alasan, omega-3 memiliki sifat sebagai anti-inflamasi atau anti-peradangan.***

Editor: Tia Martiana

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah