Network
ARAHKATA - Terdakwa Suap Penghapusan Fatwa Mahkamah Agung (MA) dan penghapusan red notice Djoko Tjandra meminta keringanan hukuman mengingat dirinya memasuki usia senja.
Permintaan peringanan hukuman Djoko Tjandra tersebut dilakukan dalam nota keberatan atau nota pledoi dirinya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Senin, 15 Maret 2021.
"Saat ini saya berusia 70 tahun. Tak ada lagi yang saya inginkan dan impikan dalam hidup ini selalu menemani cucu saya lebih daripada itu. Saya menginginkan, mengharapkan, dan memimpikan agar majelis hakim Mulia berada dalam terang kebijaksanaan dan terang kebenaran dan keadilan untuk meringankan hukuman saya," kata Djoko Tjandra di Pengadilan.
Baca Juga: Djoko Tjandra Sebut Penghapusan Fatwa MA Diinisiasi Oleh Jaksa Pinangki
Dalam nota pledoin yang dibuat dari tulisan tangannya sendiri, Djoko Tjandra berharap agar majelis hakim Pengadilan Tipikor bisa mencerna setiap fakta persidangan maupun kesaksian yang diberikan di dalam persidangan perkara nya.
DJoko Tjandra Bahkan tak segan meminta kepada majelis hakim untuk segera menghukumnya bilamana ia benar-benar terbukti terlibat dalam tindak pidana korupsi. Salah satu tuduhan Jaksa Penuntut Umum, yakni permufakatan jahat yang dituduhkan kepadanya di Pengadilan Tipikor.
"Jika benar saya adalah seorang penjahat pelaku tindak pidana korupsi sebagaimana yang tidak kuat dan dituntut penuntut umum maka hukum lah saya," ujar Djoko Tjandra.
Baca Juga: Djoko Tjandra Bantah Beri Suap 500 Ribu Dolar AS ke Jaksa Pinangki
Ia juga berdalih untuk memandangnya sebagai pria tua renta yang tidak memiliki kuasa apapun dalam upaya menyelamatkan dirinya sendiri.
