Waspada Ratusan Anggota NII Gerilya Lewat Kegiatan Sosial

- 20 Mei 2022, 18:46 WIB
Pendiri Negara Islam Indonesia Crisis Center Ken Setiawan.
Pendiri Negara Islam Indonesia Crisis Center Ken Setiawan. /NII Crisis Center/

ARAHKATA – Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan mengungkapkan data terbaru.

Ratusan anggota NII yang bergerak di tengah masyarakat melalui kegiatan sosial.

Bahkan, banyak masyarakat yang tidak mengetahui motif pergerakan itu, akhirnya menjadi donatur dalam organisasi yang dikelola oleh kelompok NII tersebut.

Baca Juga: Bima Arya Ancam Tutup 'Minimarket' Berdekatan di Bogor

Menurut Ken, pergerakan NII di masyarakat tidak semuanya menggunakan nama NII.

Sebab, disamping ada yang masih memakai nama KW (tiruan).

Ada juga yang memakai nama lainnya seperti Khilafatul Musllimin, Kesatuan Al Haq, Islam Shahadatain, Alquran Suci, Gafatar, Masyarakat Indonesia Membangun (MIM).

Baca Juga: Fahri Hamzah: Kalau UAS Jadi Presiden Indonesia, Pusing Lu

"Bahkan, mereka juga menggunakan nama organisasi masyarakat atau yayasan yang bergerak di bidang sosial untuk mencari dana amal sumbangan," kata Ken Setiawan melalui keterangan tertulis, kepada ArahKata.com Jumat, 20 Mei 2022.

Menurut Ken, meskipun organisasi itu terlihat berbeda nama tapi dasar ideologinya tetap sama yaitu, NII.

"Walaupun antara KW satu dengan KW yang lain terjadi perselisian tafsir dalam aktifitas perjuangan," kata Ken.

Baca Juga: Adian: Waktu Jadi Penguji Keberpihakan Pada Rakyat

Ken mengakui, pihaknya telah menerima laporan dari beberapa orang tua yang anaknya pernah direkrut NII.

Pihaknya sudah mengantongi ratusan nama-nama anggota NII di Bogor, lengkap dengan alamat tempat tinggalnya.

"Kita akan segera berkoordinasi dengan aparat hukum terkait untuk menindaklanjuti informasi tersebut seperti yang pernah terjadi di Sumbar," ujar Ken.

Baca Juga: Jokowi Intens Komunikasi Dengan Putin, Bahas Apa?

Ken berharap, mereka (anggota NII) mau bertaubat dan mereka melakukan cabut baiat masal dan berikrar setia kepada NKRI.

serta dilakukan pembinaan agar mereka kembali diterima oleh masyarakat.

Baca Juga: KPK Diminta Selidiki Mega Proyek Satelit Satria

Latihan Tembak di Perbakin

Gerakan NII, menurut Ken, tidak bisa disepelekan. Sebab, doktrin yang digunakan mereka saat ini adalah menganggap tengah dalam kondisi perang.

Bahkan, Ken mengaku, mendapat laporan ada beberapa anggota NII yang kini melakukan latihan senjata (menembak) dengan bergabung di Perbakin.

"Jadi mereka latihan menembak tidak perlu sembunyi-sembunyi di atas gunung lagi. Ini kritik untuk Perbakin agar lebih selektif untuk penerimaan anggota baru," ujar Ken berharap.

Baca Juga: Tersangka Kasus Mafia Minyak Goreng Lin Che Wei Dibui di Rutan Salemba

Saat ini, menurut Ken, paham NII lebih berbahaya dari paham gerakan anti NKRI lainnya. Sebab, anggota NII tersebut akan dimiskinkan hartanya atas nama infak bernegara islam, dirusak ahlaknya, dihancurkan masa depannya karena mereka diharuskan keluar dari sekolahan, perkuliahan, dan pekerjaan.

"Tujuannya supaya mereka bisa fokus di NII, seperti sebuah tragedi kejahatan kemanusiaan tapi atas nama agama," jelas Ken.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Ekspor Minyak Goreng Dibuka Pada 23 Mei 2022

NII Bangkit Kembali

Negara Islam Indonesia (NII) atau yang juga disebut Darul Islam (DI) dipimpin oleh Kartosuwiryo pada 7 Agustus 1949.

Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (TII) pernah terjadi di beberapa daerah salah satunya Jawa Barat.

Tokoh pemimpin pemberontakan DI/TII Jawa Barat adalah Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo.

Baca Juga: Polisi Selidiki Pelemparan Bom Molotov Rumah Ustadz di Aceh Barat

Menurut Ken, gerakan NII sudah tamat (habis) sejak 1962 setelah proklamator NII Kartosuwiryo ditangkap dan di eksekusi.

Namun setelah belasan tahun NII mati suri, kini NII kembali dihidupkan lagi oleh Adah Djaelani dkk.

"Veteran NII yang kala itu berjumlah 40 ribu orang dikonsolidasikan kembali dalam struktur organisasi perlawanan kepada NKRI, yang saat ini menurut Putra Kartosuwiryo jamaahnya berkembang mencapai kurang lebih 2 juta orang tersebar di seluruh Indonesia," ungkap Ken.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap 24 Orang Pendukung MIT Poso dan ISIS

Perlu untuk diketahui, NII Crisis Center membuka kontak layanan aduan masyarakat untuk melaporkan apabila di lingkungan atau di keluarganya ada yang teridentifikasi terpapar paham NII.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: NII Crisis Center


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah