China Setop Publikasi Data COVID-19, Foto Bercak Putih Paru-paru Viral

26 Desember 2022, 08:44 WIB
Arsip foto - Tenaga kesehatan merawat seorang pasien di sebuah klinik demam di RS Shengjing Universitas Kedokteran China di Shenyang, Provinsi Liaoning, China timur laut, Kamis, 15 Desember 2022. /Xinhua/ANTARA

 

 

ARAHKATA - Otoritas kesehatan di China mulai Minggu, 25 Desember 2022 tidak lagi menyiarkan data terbaru kasus COVID-19.

Sementara foto paru-paru pasien yang terjangkit penyakit itu, saat ini viral di media sosial.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (CDC) China akan merilis berbagai hal terkait COVID-19 untuk kepentingan penelitian dan pengayaan referensi, menurut Komisi Kesehatan Nasional China (NHC).

Baca Juga: Polda Metro Jaya Temukan 11 Hektar Ladang Ganja di Medina Sumut

Keputusan untuk menghentikan publikasi data COVID-19 muncul di tengah keraguan tentang keandalan data yang dikeluarkan otoritas China.

Ketika jumlah kasus melonjak setelah pembatasan-pembatasan ketat tiba-tiba diperlonggar, menurut laporan Reuters dikutip ArahKata.com.

Sementara itu, beberapa foto hasil CT scan pasien COVID-19 di Kota Beijing dan Provinsi Hebei menjadi viral di sejumlah media sosial China sejak Sabtu, 24 Desember 2022.

Baca Juga: Tiga Orang Tewas Dalam Insiden Penembakan bermotif Rasisme Berakhir Rusuh di Paris

Foto-foto itu menunjukkan adanya bercak putih pada paru-paru pasien.

Beberapa unggahan mengatakan bahwa bercak putih itu bukan disebabkan oleh varian Omicron, tetapi varian asli yang terdeteksi di Wuhan.

Foto-foto itu memicu kekhawatiran dan kepanikan di tengah masyarakat.

Baca Juga: Grup Vokal 5 Wanita Rilis Lagu Baru untuk Perempuan Tangguh Indonesia

Beberapa pakar kesehatan berupaya menenangkan publik dengan menyatakan bahwa bercak putih pada paru-paru sebagai gejala normal bagi pasien COVID-19 yang parah.

Menurut penelitian terhadap beberapa kasus COVID-19, salah satu hasil pemindaian CT adalah munculnya ground glass opacity (GGO), kondisi abnormal pada paru-paru yang ditandai dengan area berwarna putih atau abu-abu.

Dalam kondisi normal, hasil CT scan paru-paru tampak berwarna hitam.

Baca Juga: Ngeri! Pelaku Bawa Pentungan hingga Cucu PB XIII Ditodong Pistol Saat Keributan 2 Kubu di keraton Surakarta

Otoritas kesehatan di Beijing mengatakan bahwa lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi sejak November didominasi oleh subvarian BF.7.

Rumah sakit dan klinik kesehatan di Beijing masih tertekan oleh meningkatnya kasus penularan subvarian baru dari Omicron tersebut.

Hal yang sama juga terjadi di beberapa daerah lain, seperti Hebei, Hainan, Qingdao, dan Anhui.

Baca Juga: PB IDI Ingatkan Masyarakat Jaga Protokol Kesehatan Selama Libur Nataru 2022

Puncak lonjakan kasus COVID-19 di China diperkirakan akan terjadi pada musim mudik Tahun Baru Imlek pada Januari-Februari 2023.

Setelah melewati periode tersebut, China akan kembali normal, menurut pakar kesehatan setempat.

Bahkan di Beijing, tekanan pada fasilitas kesehatan sudah mulai berkurang jika dibandingkan dengan kondisi pada awal bulan ini.

Baca Juga: Latih Lebih dari 200 Ribu Peserta DTS, Kominfo Gelar Digiers Day

Sejak 7 Desember, otoritas China telah melonggarkan kebijakan antipandemi setelah mempelajari bahwa tingkat fatalitas Omicron lebih rendah dibandingkan dengan varian lainnya.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler