ARAHKATA - Hari Perempuan Internasional (HPI) diperingati setiap tanggal 8 Maret sebagai bentuk penghargaan atas peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.
Hari ini bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga refleksi dan perjuangan untuk mencapai kesetaraan gender.
Sejarah HPI berawal dari gerakan perempuan di awal abad 20. Pada tahun 1908, 15.000 perempuan di New York City melakukan mogok kerja dan demonstrasi untuk menuntut hak-hak mereka, termasuk upah yang setara dan jam kerja yang layak.
Baca Juga: Agak Laen: Persahabatan, Petualangan, dan Humor Absurd yang Menghibur
Setahun kemudian, diputuskan bahwa 8 Maret akan menjadi Hari Perempuan Internasional.
Tema HPI setiap tahunnya berbeda-beda, berfokus pada isu-isu perempuan terkini. Dikutip dari laman internationalwomensday.com, "Inspire Inclusion" (Mendorong Inklusi) menjadi tema sentral Hari Perempuan Sedunia 2024.
Tema ini mengajak semua pihak, tak hanya perempuan, untuk turut serta menciptakan dunia yang lebih inklusif. Inklusi berarti merangkul keragaman perempuan dari berbagai latar belakang dan identitas.
Baca Juga: Jelang Ramadhan: Dari Niat Puasa, Doa Berbuka, hingga Amalan dan Nasihat Ulama
Dengan semangat "Inspire Inclusion", kita didorong untuk memahami dan menghargai kontribusi perempuan dari berbagai lapisan masyarakat. Ini termasuk perempuan dari kelompok marjinal yang selama ini suaranya mungkin belum didengar.