BMKG Tegaskan Peralatan Mitigasi Bencana Mendukung

- 4 Desember 2020, 22:56 WIB
Ilustrasi Mitigasi Bencana BMKG
Ilustrasi Mitigasi Bencana BMKG /Arahkata/

 

ARAHKATA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati selama bulan November lalu telah melakukan serangkaian kunjungan kerja ke sejumlah daerah di Provinsi DIY dan Jawa Tengah untuk memastikan peralatan operasional untuk monitoring kegempaan dan memberikan Peringatan Dini Tsunami tetap terjaga dan menghasilkan data yang akurat sebagai upaya mendukung mitigasi bencana.

Pengecekan dilakukan pada pembangunan shelter dan pemasangan Seismograph Mini Regional di berbagai lokasi, antara lain di DIY yaitu di Candi Abang yang berlokasi di Blambangan, Kabupaten Sleman, dan juga di Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, serta di Jawa Tengah yaitu di Kecamatan Kretek, Kabupaten Wonosobo.

Kegiatan yang sama juga dilakukan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Rahmat Triyono di beberapa daerah di Buleleng, Bali. Begitu juga lokasi-lokasi lainnya seperti di Papua, Maluku, Sulawesi, NTT, NTB, Jatim, Jabar, dan wilayah Sumatera, pengecekan dilakukan oleh tim Pusat Gempabumi dan Tsunami.

Baca Juga: Kemlu Protes Keras Australia atas Insiden Bendera Bintang Kejora KJRI Melbourne

Selain pengecekan pada pembangunan/pemasangan seismograph baru yang tahun ini ditargetkan terpasang di 39 lokasi, juga dilakukan pengecekan dan kalibrasi terhadap sensor-sensor seismograph, accelerometer, serta intensitymeter yang telah terpasang dan beroperasi sejak tahun 2009, yang berfungsi untuk merekam sinyal gempabumi dalam sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System - InaTEWS).

"Alhamdulillah, meskipun batas life time-nya rata-rata hanya 10 tahun, namun sensor-sensor tersebut masih beroperasi dengan baik hingga saat ini, dan selalu terkalibrasi rutin," jelas Dwikorita tentang hasil pengecekannya.

Dwikorita yang didampingi oleh Deputi Meteorologi Guswanto juga menambahkan, sejak tahun 2008 hingga 2018, Peringatan Dini Tsunami di Indonesia disebarkan oleh BMKG ke masyarakat melalui BNPB dan BPBD pada menit ke lima setelah guncangan gempa terekam seismograph.

Baca Juga: Bantuan Kemensos Kepada Warga Lembantongoa Senilai 458 Juta Lebih

Sehingga waktu yang tersisa untuk proses evakuasi masyarakat masih 15 menit, apabila datangnya tsunami pada menit ke 20 seperti yang diskenariokan terburuk untuk tsunami akibat gempabumi megathrust di dasar Samodra Hindia sebelah selatan Pulau Jawa atau di sebelah barat Pulau Sumatera.

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x