Meneropong Kunci Pemulihan Ekonomi Tahun 2022

- 6 Februari 2021, 07:39 WIB
Ilustrasi meneropong kebijakan pemerintah dalam pemulihan ekonomi di tahun 2022
Ilustrasi meneropong kebijakan pemerintah dalam pemulihan ekonomi di tahun 2022 /Arahkata/

ARAHKATA - Bukan hanya Indonesia yang mengalami hantaman ekonomi akibat dari terjangan Covid-19, yang belum diketahui hingga kini kapan berakhirnya. Namun, bukan berarti pandemi yang terjadi ini dibuat alasan untuk berpangku tangan dalam menghadapi kesulitan demi kesulitan dalam menata perekonomian bagi masyarat.

Dalam pertemuan rakorgub yang dihadiri oleh sejumlah pejabat Bappenas antara lain Pimpinan Tinggi Madya, Pimpinan Tinggi Pratama, Perencana Ahli Utama dan kepala Bappeda Provinsi, secara virtual terungkap, berdasarkan rilis BPS tanggal 5 Februari 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 masih terkontraksi sebesar minus 2,07 persen, dengan pertumbuhan ekonomi Kuartal IV-2020 sebesar minus 2,19 persen (year on year).

"Dari sisi pengeluaran, tekanan cukup besar untuk ekonomi tahun 2020 berasal dari investasi yang tumbuh sebesar minus 4,95 persen. Selanjutnya, konsumsi rumah tangga tahun 2020 tumbuh sebesar minus 2,63 persen. Satu-satunya yang tumbuh positif sepanjang tahun 2020 adalah konsumsi pemerintah sebesar 1,94 persen. Hal ini tentunya seiring dengan stimulus fiskal yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia selama pandemi Covid-19” ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa, Kamis (5/2).

Baca Juga: Telan Rp35 Miliar Lebih, Pembangunan Gedung RSUD Sinjai Rampung

Kepala Bappenas menyampaikan, di sisi produksi, sepanjang tahun 2020 tekanan terbesar berasal dari sektor transportasi sebesar minus 15,04 persen karena masih terbatasnya mobilitas masyarakat dan sektor akomodasi, makanan dan minuman tertekan sebesar minus 10,22 persen karena belum pulihnya kunjungan wisatawan dan pengetatan liburan akhir tahun.

Adapun sektor yang tumbuh paling pesat adalah jasa Kesehatan sebesar 11,60 persen dan informasi Komunikasi yang sebesar 10,58 persen. Patut dicatat sektor industri yang mempunyai share terbesar tumbuh sebesar minus 2,93 persen sepanjang tahun 2020.

“Selanjutnya memasuki 2021, diharapkan tekanan pada perekonomian akan berkurang seiring perbaikan di sisi kesehatan, sejalan dengan telah didistribusikannya vaksin. Untuk itu, diharapkan perekonomian akan tumbuh secara on-track sebesar 5,0 persen (year on year) sesuai dengan asumsi pada APBN 2021,” tuturnya.

Baca Juga: Bappenas Usulkan Ini di G20 Development Working Group (DWG) Tahun 2022

“Oleh karena itu, kunjungan kerja Bappenas di tahun 2021 ini yang dilakukan secara daring, merupakan salah satu tahapan yang cukup penting dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2022. Tahun 2022 merupakan tahun kunci untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi. Selain itu, diharapkan pada tahun tersebut merupakan tahun pertama kita relatif bebas dari tekanan pandemi COVID-19,” lanjut Menteri.

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x