Adapun, vaksin bulk yang telah diproses oleh PT Biofarma menjadi vaksin jadi sebanyak 22 juta dosis.
Vaksin tersebut telah didistribusikan ke seluruh daerah di Indonesia demi mempercepat cakupan vaksinasi bagi 181,5 juta penduduk Indonesia.
Baca Juga: Mengaku Nabi Ke -26, Kemenag Dukung Polri Usut Video Jozeph Paul Zang
Sebagai informasi, vaksin AstraZeneca beberapa waktu belakangan menjadi buah bibir karena dalam beberapa kasus menyebabkan pembekuan darah. Baru-baru ini, vaksin buatan Johnson & Johnson (J&J) juga diketahui menimbulkan efek serupa.
Pada hari Rabu 14 April 2021, Amerika Serikat menghentikan vaksinasi menggunakan vaksin J&J sambil menunggu penelitian lebih lanjut terkait pembekuan darah.
Di banyak negara Eropa, penggunaan vaksin AstraZeneca juga mulai ditangguhkan.
Namun tidak dengan di Indonesia. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito, dalam keterangan yang dibagikannya Jumat, mengatakan vaksinasi tetap berlanjut tanpa perubahan.
Baca Juga: Semangati Sang Isteri, Ridwan Kamil Tulis Ini di Kaca
Dia hanya meminta tenaga kesehatan memperhatikan peringatan pada label vaksin sebelum penyuntikan.
"Sekarang kita tambahkan warning dan statement fact sheet informasi pada tenaga kesehatan yang akan menggunakan AstraZeneca agar berhati-hati dengan risiko yang dikaitkan dengan kejadian trombosis," kata Penny secara daring.