Benarkah Setelah 6 Bulan Efek Vaksin Sinovac Akan Memudar?

- 1 Agustus 2021, 18:37 WIB
Vaksin Sinovac yang menghasilkan antibodi ternyata hanya kuat selama 6 bulan setelah pemberian dosis kedua.  Setelah melalui masa enam bulan usai penyuntikan dosis kedua, maka hal yang mengkhawatirkan adalah berpengaruh pada penurunan antibodi.
Vaksin Sinovac yang menghasilkan antibodi ternyata hanya kuat selama 6 bulan setelah pemberian dosis kedua. Setelah melalui masa enam bulan usai penyuntikan dosis kedua, maka hal yang mengkhawatirkan adalah berpengaruh pada penurunan antibodi. /Reuters/Dado Ruvic

ARAHKATA – Efek vaksin Sinovac disebut peneliti dari China memudar setelah enam bulan penyuntikan kedua. Dibilang pula, dua kelompok sampel yang diteliti, hanya terdapat 16,9 persen dan 35,2 persen yang masih terdeteksi memiliki antibodi setelah enam bulan vaksinasi dosis kedua.

Kemudian, studi tersebut mengatakan suntikan ketiga atau booster memiliki efek penguat yang baik. Lalu benarkah apa yang disampaikan tersebut?

Menjawab hal demikian, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyebut, studi tersebut belum bisa menjadi rujukan, karena belum ada publikasi ilmiah.

Baca Juga: Anggota DPR Minta Obat-Obatan COVID-19 Tidak Bergantung Impor

"Terkait penurunan ini, belum ada publikasi ilmiah tentang vaksin yang ada menjadi tidak efektif, dan WHO juga masih merekomendasikan semua jenis vaksin," tuturnya, Sabtu 31 Juli 2021.

Nadia mengatakan, sejauh ini tidak ada rencana memberikan suntikan ketiga kepada masyarakat maupun pejabat publik hingga presiden.

"Sampai saat ini booster hanya akan diberikan kepada tenaga kesehatan karena risiko keterpaparannya yang sangat tinggi," tuturnya.

Baca Juga: Vaksin Moderna dari AS Tiba di Indonesia Hari Ini

Kepada tenaga keksehatan, pemerintah menggunakan vaksin Moderna sebagai booster karena memiliki risiko keterpaparan yang tinggi tersebut.

Vaksin buatan perusahaan Amerika Serikat itu diklaim hampir 95 persen efektif melindungi dari COVID-19 dibanding vaksin lain, misalnya seperti vaksin Sinovac.

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x