Tangani COVID-19 Sekaligus Pulihkan Ekonomi, Jokowi: Gas dan Rem!

- 16 September 2021, 12:05 WIB
Kenakan jaket bomber, Presiden Jokowi pantau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Wajo, Sulawesi Selatan
Kenakan jaket bomber, Presiden Jokowi pantau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Wajo, Sulawesi Selatan /Instagram/@jokowi

ARAHKATA - Kabar baik disampaikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan menyampaikan tren penurunan kasus COVID-19 yang terus terjadi di Tanah Air harus disikapi dengan optimistis namun penuh kehati-hatian.

Jokowi mengungkapkan, kasus harian COVID-19 terus menurun sejak mencapai puncaknya pada 15 Juli lalu dengan 56 ribu kasus hingga menjadi 2.577 kasus pada 13 September 2021.

"Alhamdulillah, kasus COVID-19 terus menunjukkan tren penurunan. Kita sangat optimis, tetapi kita juga tetap harus selalu waspada. Sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia tidak masuk dalam 10 besar jumlah kasus tertinggi di dunia,” ujar Jokowi Rabu, 15 September 2021.

Baca Juga: Pemrov DKI Jakarta Keluarkan Kebijakan Gage di Ruas Jalan Tiga Wisata

"Persentase kasus harian kita sebesar 13,6 kasus harian per satu juta (penduduk) jauh di bawah negara-negara tetangga kita ASEAN,” lanjutnya.

Presiden mengatakan, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) nasional juga menurun hinga menjadi 13,8 persen.

“BOR Wisma Atlet yang dulu sempat 92 persen, saat ini juga turun menjadi 7 persen,” jelas Presiden.

Soal vaksinasi, jika dihitung dari jumlah orang yang divaksin, Indonesia sudah mencapai 72,76 juta orang atau 34,94 persen dari target.

Baca Juga: Pertama di Asia Tenggara, Indonesia Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik

Sementara dari segi dosis yang telah disuntikkan capaiannya berada di angka 42,2 persen. Jokowi menegaskan, pemerintah akan terus meningkatkan laju vaksinasi nasional.

“Kita akan terus meningkatkan vaksinasi, kecepatan vaksinasi. Tetapi kita harus selalu waspada, kita harus selalu disiplin terhadap protokol kesehatan, selalu memakai masker,” tegasnya.

Kemudian Jokowi mengungkapkan bahwa kesehatan adalah prioritas dan kegiatan ekonomi adalah keharusan.

Baca Juga: Satpol PP Depok Polisikan Pelaku Pengerusakan Segel Milik Pemkot

Maka dari itu, pemerintah terus mencari solusi terbaik dalam menangani COVID-19 dan sekaligus melangsungkan kegiatan ekonomi.

“Gas dan rem kita jaga secara tepat dan dinamis sesuai dengan situasi terkini,” pungkas Jokowi.

Saat ini pemerintah berusaha memulihkan ekonomi nasional dengan terus menjalankan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), termasuk memberikan sejumlah insentif kepada dunia usaha.

Baca Juga: Sebanyak 1,8 Juta Vaksin COVID-19 Tahap 61 Tiba di Indonesia

Jokowi membeberkan, pemerintah pada tahun 2020 telah mengalokasikan dana pemulihan ekonomi sebesar Rp695,2 triliun dengan realisasi Rp579,8 triliun.

Sedangkan pada tahun 2021 sebesar Rp744,75 triliun dengan realisasi sampai Juli 2021 sebesar Rp305,5 triliun.

“Dana tersebut dialokasi berimbang untuk kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional, untuk mendorong kegiatan ekonomi yang seimbang,” ujar Presiden.

Baca Juga: Banyak yang Positif COVID-19, Indonesia Ragukan PCR dari 3 Negara Ini

Dalam upaya menyeimbangkan antara penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional, pemerintah juga menjalankan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan melakukan pembukaan kegiatan masyarakat secara bertahap sesuai dengan kondisi pandemi di setiap daerah.

“Kesehatan adalah utama, namun ekonomi juga sangat penting. Alhamdulillah, upaya pembukaan ekonomi secara hati-hati ini dipatuhi bersama masyarakat dan dunia usaha, sehingga ekonomi mulai menggeliat kembali," pungkasnya.***

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah