Waketum Gerindra Beberkan Perjanjian Penting Anies Baswedan dan Prabowo

3 Februari 2023, 11:05 WIB
Alasan PSI tak masukkan nama Prabowo dan Anies Baswedan sebagai Capres 2024. /Pikiran Rakyat/Amir Faisol dan Instagram.com/prabowo

ARAHKATA - Wakil Ketua Umum (Waketum) Gerindra, Habiburokhman buka suara terkait perjanjian Anies Baswedan dan Prabowo Subianto pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta pada 2017 lalu.

Habiburokhman mengatakan, dia tidak mengetahui lebih lanjut soal perjanjian politik tersebut. Menurut dia, perjanjian keduanya hanya mengikat secara moral.

"Kalau saya ngga ngerti secara pribadi apakah ada perjanjian itu benar ada, kalaupun ada itu lebih pada gentleman agreement. Itu semacam bukan perjanjian hukum dan lebih mengingat secara moral, dan kalau mau dipatuhi ya monggo, kalau gak mau dipatuhi ya siapa yang mempermasalahkan," ucap dia saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, dikutip ArahKata.com pada Selasa 31 Januari 2023.

Baca Juga: BRIN Digelontorkan Anggaran Rp6 Triliun, Programnya Tidak Jelas

Habiburokhman menuturkan, perjanjian politik kedua tokoh yang saat ini digadang - gadang maju sebagai capres tersebut tidak memiliki kekuatan hukum. 

Sehingga kesepakatan keduanya tidak bersifat terikat dan tak bisa dipermasalahkan secara hukum.

"Kalau toh ada ya siapa yang bisa paksakan perjanjian seperti itu mengikat sebagaimana halnya perjanjian perdata, gak ada juga kan," ucap dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno, mengatakan ada perjanjian politik antara dirinya, Anies Baswedan, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, saat hendak maju sebagai cagub-cawagub Pilkada DKI Jakarta 2017. 

 Baca Juga: Anggota DPR: Penipuan Berkedok Koperasi Triliunan Rupiah, Pelaku Malah Divonis Bebas

Diketahui, Anies-Sandiaga merupakan pasangan yang diusung oleh Partai Gerindra dan PKS pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Tentunya perjanjiannya ditandatangani 3 pihak, saya, Pak Prabowo, dan Pak Anies," ujar Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 30 Januari 2023.

Sandiaga menjelaskan, perjanjian itu ditulis tangan oleh Fadli Zon. Menurutnya, surat pernjanjian itu sekarang dipegang oleh Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.

 Baca Juga: Surya Paloh Beberkan Suasana Pertemuan Penting Dengan Jokowi

"Jadi, nanti mungkin Pak Dasco atau Pak Fadli yang mungkin bisa memberikan keterangan, karena itu juga menyangkut ada sisi Pak Prabowo dan Pak Anies," ucap dia.

"Itu terkait Pilgub 2017, malam itu kita tanda tangan sebelum kita mendaftar ke KPU, 2016 bulan September," sambungnya.

Sebelumnya, perjanjian Anies dengan Prabowo ini sempat viral pada Oktober 2022 lalu. 

 Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno Imbau Anak Muda: Jangan Jadi Kaum Rebahan

Beredar sebuah video di jejaring media sosial yang memperlihatkan cuplikan video Anies Baswedan saat diwawancara Najwa Shihab.

Dalam wawancara itu, Anies sempat menegaskan tak akan maju sebagai calon presiden (capres) apabila harus bersaing dengan Prabowo Subianto.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menganggap wajar keputusan Anies yang maju sebagai capres, meski tak sesuai komitmennya beberapa tahun lalu. Menurut dia, Anies maju sebagai hak berpolitik.

Baca Juga: Apresiasi Abah Roudl kepada KASAD Jenderal Dudung, Dinilai Pengamat Sebagai Bentuk Bela Negara untuk NKRI

"Saya gak tahu itu videonya kapan. Tapi saya kira ya setiap orang punya hak untuk menentukan pilihan - pilihannya," ujar dia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu 5 Oktober 2022.

Fadli lantas meminta kepada masyarakat untuk menilai langsung gerak - gerik tokoh capres, termasuk Anies. 

Dia menilai keputusan Anies itu sebagai bagian dari dinamika politik jelang Pemilu 2024.

 

Baca Juga: Ratusan Ribu Pekerja di Prancis Gelar Aksi Mogok Massal Kedua Protes Pensiun

"Dan kita serahkan kepada masyarakat, kepada rakyat untuk menentukannya. Itulah Demokrasi. Jadi kita tentu gak akan (mempermasalahkan) hal - hal kayak begitu," ujarnya.

"Secara politik kita ingin dinamika politik kita ini sehat, dinamika politik ini baik, nanti biar rakyat yang menentukan," imbuh Fadli.

Dalam video yang dilihat pada hari Selasa 4 Oktober 2022, pernyataan Anies disampaikan dalam sebuah wawancara bersama Najwa Shihab. 

 

"Kalau Pak Prabowo masih jadi capres, Anies gak akan maju? Tapi kalau Prabowo tidak nyapres, Anies maju?" tanya Najwa.

Kemudian dalam video itu, Anies meminta semua pihak tak mendorong dia untuk bersedia maju nyapres, apalagi menjadi poros ketiga. Anies menyebut hal ini menjadi komitmennya dengan Prabowo.

"Saya tahu persis bahwa Prabowo memang akan jadi capres. Jadi saya sampaikan pada semua bahwa calonnya Prabowo. Karena itu jangan memikirkan tentang nama - nama lain. Dan jangan harap, jangan harap saya menyatakan bersedia (nyapres), apalagi menjadi poros ketiga. Tidak mungkin," ujar Anies.***

 

 

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Tags

Terkini

Terpopuler