Cara Banyuwangi Rubah Penyematan 'Kota Santet' Menjadi Destinasi Unggulan Jawa Timur

- 26 Januari 2021, 07:34 WIB
Beragam kekayaan budaya lokal sebagai salah satu daya tarik wisata di Banyuwangi
Beragam kekayaan budaya lokal sebagai salah satu daya tarik wisata di Banyuwangi /Arahkata/

ARAHKATA - Siapa sangka, Banyuwangi yang saat ini dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki alam yang indah pernah dijuluki dengan nama yang menyeramkan. Kota Satet, begitulah Banyuwangi memiliki citra. Selain itu, Banyuwangi juga dikenal sebagai kota transit, dikarenakan orang yang mengunjungi Banyuwangi hanya sekedar transit, bukan datang untuk mengunjungi atau menginap. Jumlah wisatawan pun minim dikarenakan budaya lokal belum dioptimalkan menjadi atraksi wisata.

Wilayah di ujung timur Pulau Jawa ini telah bertransformasi menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur melalui Banyuwangi Festival. Banyuwangi Festival (B-Fest) menjawab isu strategis pariwisata di Banyuwangi. Inovasi ini dapat diwujudkan atas dukungan Bupati Banyuwangi dan ASN Kab. Banyuwangi.

“Banyuwangi festival tidak hanya sekadar atraksi semata, namun kita ingin menunjukkan bahwa pemerintah daerah ingin menjadi driver of change bagi masyarakat agar lebih percaya diri menampilkan dan memasarkan segala potensi lokal yang dimilikinya,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Mohamad Yanuarto Bramuda, dalam kerangannya, Senin 25 Januari 2021.

Banyuwangi Festival menumbuhkan budaya lokal yang awalnya ‘mati enggan, hidup tak mau’ menjadi sebuah atraksi wisata yang digemari dan digandrungi oleh para wisatawan. Event yang diselenggarakan B-Fest merupakan event based on local cultural heritage, di mana setiap daerah atau desa yang ada di Banyuwangi harus berpartisipasi dalam B-Fest dengan mengedepankan budaya atau ciri khas dari masing-masing desa.

Baca Juga: Anda Tidak Akur dengan Mertua? Anda Harus Tahu Manfaat ‘Lidah Mertua’!

Keterlibatan semua desa dalam rangkaian acara B-Fest bertujuan agar tidak terjadi gap antar desa. Serta memberikan kesempatan kepada semua desa untuk memperkenalkan potensi daerah yang diharapkan dapat memberikan commercial value ke depannya.

“Banyuwangi Festival menampilkan nilai-nilai kultural dan komersil yang apik. Banyuwangi mampu menyeimbangkan antara nilai budaya dengan nilai komersil,” imbuh Bramuda.

Banyuwangi Festival mampu menghilangkan ego sektoral dan menciptakan ekosistem Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) karena festival dan event yang diadakan oleh media internal pemerintah menjadi ajang koordinasi antar SKPD, kolaborasi dan bahu membahu demi terlaksana dan suksesnya festival. Juga sebagai gate “soft diplomacy” untuk mendorong investasi di Kabupaten Banyuwangi tumbuh dan berkembang sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata mampu meningkat dan menyejahterakan masyarakat.

Bramuda mengungkapkan, Banyuwangi festival secara nyata mampu mendorong jumlah tujuan wisatawan yang semakin terus meningkat. Banyuwangi Festival juga menarik wisatawan untuk tinggal lebih lama sehingga uang yang berputar di sektor pariwisata semakin meningkat.

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x