Perayaan Hari Dongeng Sedunia 2021, Rumah Dongeng Pelangi Menggelar Acara Virtual

- 20 Maret 2021, 19:43 WIB
Ngobrol Dongeng
Ngobrol Dongeng /Foto koleksi Rumah Dongeng Pelangi

ARAHKATA - Dongeng merupakan karya sastra lisan yang sudah ada sejak berabad-abad lalu, dan biasanya disampaikan secara turun temurun dari generasi ke generasi.

Dongeng biasanya menceritakan satu cerita fiksi atau hayalan yang tidak benar-benar terjadi. Demi melestarikan tradisi mendongeng, hari dongeng internasional bahkan dirayakan setiap tanggal 20 Maret.

Hari dongeng berawal dari hari nasional mendongeng di Swedia, yang dimulai tahun 1991 hingga 1992, setelah itu para pendongeng di Australia, Mexico, dan Amerika Latin mengadakan peringatan serupa, hingga menyebar ke seluruh wilayah Skandinavia lainnya.

Baca Juga: Kasus Kematian COVID-19 di Lampung Tertinggi Kedua, Harus Ada Evaluasi!

Kemudian, pada 2009 menandai pertama kalinya perayaan itu dilakukan di enam benua dan 20 Maret ditetapkan sebagai Hari Dongeng Sedunia.

Dongeng telah menjadi bagian dari kehidupan dunia anak, bahkan manula. Narasi di dalam dongeng memiliki kekuatan, anak akan merasa dipermudah untuk memahami sesuatu. Bagi manula, mereka merasa terhibur kembali ke masa silam.

Faktanya, manusia tidak dapat benar-benar memahami dunia di sekitar tanpa narasi. Otak sangat terikat untuk memahami cerita dan menyebarkannya.

Melalui mendongeng, orangtua dan anak juga bisa memiliki waktu yang berkualitas. Bagi anak, memiliki orangtua yang suka mendongeng adalah kesenangan tersendiri. Di tambah lagi jika bunda bisa menceritakan beragam kisah dongeng yang menarik.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makariem, pun menjelaskan bahwa mendongeng adalah cara untuk membangun imajinasi anak yang tentunya berguna untuk tumbuh kembang si kecil di masa depan.

Baca Juga: Trigana Air Tergeincir, Aktivitas Penerbangan di Halim Dialihkan ke Soetta

Selain itu, dengan mendongeng, anak-anak diharapkan menjadi senang bercerita yang secara tidak langsung ampuh untuk meningkatkan perkembangan otak kanan anak, perkembangan psikologi, dan kecerdasan emosional.

“Makna mendongeng adalah agar adik-adik semua senang dan mencintai cerita, buku. Dari cerita-cerita itu lah kita menciptakan imajinasi di dalam otak. Kemampuan dalam berpikir dan membayangkan hal-hal di otak kita adalah kunci kesuksesan di masa depan,” ujar Nadiem.

Friedrich Froebel, bapak pendiri gerakan pendidikan sejak TK menyatakan mendongeng merupakan metode yang ideal untuk memperkenalkan pendidikan kepada anak-anak kecil. Di sisi lain, mendongeng secara lisan berguna untuk membantu anak dalam membangun keterampilan literasi.

Di era digital ini dongeng tak lagi pernah diceritakan kepada anak kecil sebelum tidur. Mungkin, anak kecil di tahun 2020, lebih memilih ponsel ketimbang cerita-cerita seru yang muncul dari mulut orang tuanya.

Padahal, dongeng mempunyai banyak keajaiban dalam tumbuh kembang anak. Itulah yang membuat Emmanuella Mila menggagas Rumah Dongeng Pelangi di Bekasi.

Baca Juga: Siap-siap! BLT UMKM 2021 Segera Cair, Berikut Syarat dan Caranya!

Di tengah situasi pandemi, berbagai kegiatan Rumah Dongeng Pelangi lebih sering diadakan secara virtual.

Salah satu kegiatan virtual dalam rangka Hari Dongeng Sedunia 2021 yang digelar Rumah Dongeng Pelangi adalah 'Kisah Dongeng Dunia'. Seluruh dunia dipenuhi dengan dongeng-dongeng indah, yang dapat diceritakan secara virtual.

Rumah Dongeng Pelangi adalah sebuah komunitas penggiat dongeng yang terdiri dari orang-orang dengan latar belakang profesi berbeda yang peduli dengan pendidikan anak melalui dongeng karakter.

Sebuah komunitas yang terbentuk pada April 2010, berlokasi di Taman Galaxi, Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Dengan website : https://www.rumahdongengpelangi.com/

Begitu banyaknya manfaat bercerita bagi anak-anak, hendaknya menjadikan semangat para pendidik dan orangtua, untuk tidak ragu menggunakan media bercerita sebagai media pembelajaran yang efektif.

Indonesia sebenarnya kaya dengan budaya bercerita atau mendongeng. Kisah-kisah dari cerita rakyat sangatlah banyak, bahkan buku-buku cerita karangan anak negeri juga tidak sedikit.

Mari budayakan kembali cerita dan dongeng yang positif bagi anak-anak usia dini, demi generasi bangsa yang berkarakter, sehat raga dan jiwanya.***

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah