Sejarah Kota Tangerang, Benteng Pertahanan yang Kokoh

- 4 Maret 2021, 12:48 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /Dinas Infokom Kota Tangerang

ARAHKATA - Letak geografisnya yang dekat dengan pusat pemerintahan membuat posisi Kota Tangerang sangat strategis dan menarik banyak pihak untuk singgah.

Dikutip dari laman resmi Kota Tangerang dijelaskan, terbentuknya Kota Tangerang bermula saat pertengahan Abad XV yaitu pada masa kolonialisme Belanda (abad XV). Saat itu, Sultan Banten mengangkat Tiga Aria atau Maulana yang merupakan kerabat jauh Sultan dari Kerjaaan Sumedang Larang bernama Yudhanegara, Wangsakara dan Santika.

Tujuan kegiatannya yaitu bertugas untuk membantu perekonomian Kesultanan Banten dengan melakukan perlawanan terhadap VOC dengan praktik monopolinya.

Baca Juga: Viral! Video Pelat Mobil Dinas Palsu, TNI Lacak Pemiliknya

Tangerang Kota Benteng, Pada perjuangannya ketiga maulana tersebut membangun benteng pertahanan yang disebut masyarakat sekitar dengan istilah daerah "Benteng" atau "Bentengan".

Hal ini turut mendasari sebutan Kota Tangerang yang dikenal dengan sebutan Kota Benteng. Saat ini sisa bangunan "Bentengan" tersebut berada di beberapa titik di bawah permukaan air Sungai Cisadane yang semakin melebar.

Pada 1654 M Kota Tangerang bernama "Tanggeran" yang berarti bangunan penanda.
Nama "Tangerang" berasal dari sebutan masyarakat sekitar terhadap bangunan tugu dengan tinggi kira-kira 2,5 meter yang didirikan Pangeran Soegiri, putra Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten, bersama-sama dengan masyarakat sekitar pada tanggal 5 Sapar tahun Wawu ( 1654 Masehi ) yang terletak kira-kira 500 meter di tepi barat bantaran sungai Cisadane tepatnya di Gardu Gede yang kini dikenal dengan nama Kampung Gerendeng.

Fungsi tugu tersebut sebagai pembatas atau penanda wilayah kekuasaan kesultanan Banten di sebelah barat Sungai Cisadane dengan wilayah yang dikuasi VOC di sebelah timur. Atas dasar fungsinya tersebut, masyarakat menyebut tugu dan daerah itu dengan sebutan "Tetengger" atau "Tanggeran" yang berarti "penanda".

Baca Juga: Apa Saja Gejala Varian Baru Covid-19 B117? Simak Penjelasannya!

Pasca 17 April 1684 terjadi perubhan nama dari "Tanggeran" menjadi "Tangerang".
Pasca penandatanganan perjanjian antara VOC dengan Kesultanan Banten yang diwakili oleh Sultan Haji atau Sultan Abunnashri Abdulkahar putra Sultan Ageng Tirtayasa pewaris Kesultanan Banten tanggal 17 April 1684, Belanda sepenuhnya menguasai wilayah "Tanggeran".

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x